Kisah Pekerja SKT di Tulungagung Hidupi Keluarga hingga Sekolahkan Anak Jadi Perawat

Pekerja pabrik SKT tengah mengerjakan rokok
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Sedangkan untuk dukanya, ia mengaku banyak waktu yang tersita. Sebab jam kerja harus pagi dan pulang sore berulang-ulang setiap hari. Membuatnya merasa capek dan tersita banyak waktu di luar.

Komitmen GISLI Tulungagung Bantu Program Pemerintah Jadi Poros Maritim Dunia

"Dukanya jam kerja lama, berangkat pagi pulang sore," akui perempuan berusia 49 tahun ini.

SKT Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja di Tulungagung

Flagship Store Dulux Pertama di Surabaya, Cek Lokasinya

Ketua Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Tulungagung yang juga sekaligus pemilik pabrik rokok di Desa Gesikan, Kecamatan Pakel, Tulungagung, Nur Hadi mencatat SKT telah menyerap produksi di Tulungagung, ia mengakui belum tahu pasti.

Akan tetapi yang pasti menyerap sekitar hampir 30 ribu tenaga kerja di seluruh pabrik. Hal itu menurutnya cukup menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang tidak pro dengan petani tembakau.

Momen Gayeng Nobar Piala Asia di Grahadi, Pj Gubernur Jatim Apresiasi Garuda Muda

"Jumlah tetapnya belum tahu. Tapi yang pasti menyerap 30 ribu tenaga kerja di pabrikan se-Tulungagung," ulas Nur Hadi pada pekan lalu.

Tenaga kerja SKT di Tulungagung kurang kuantitas, sehingga pekerja sebagian mengambil tenaga eks dari Kediri yaitu keluaran buruh dari Pabrik Rokok Gudang Garam. Pabrik Rokok di Tulungagung rela mengeluarkan biaya tambahan transportasi antar jemput setiap hari.

Pasalnya, pekerja di Tulungagung sendiri yang tersebar di 10 pabrik kesulitan mencari pekerja. Mulai Pabrik Rokok Mustika, PS Jeram hingga Age Pro harus mengambil tenaga dari Kediri.

Halaman Selanjutnya
img_title