Kisah Pekerja SKT di Tulungagung Hidupi Keluarga hingga Sekolahkan Anak Jadi Perawat

Pekerja pabrik SKT tengah mengerjakan rokok
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

"Yang muda-muda belajar tidak mau, larinya ke luar negeri. Jadi SKT ini pekerjaan ini sangat menjanjikan, jadi kalau mau dihapus (melalui RP Kesehatan) itu kita sangat menentang habis-habisan," tegasnya.

Keseruan Ratusan Warga Nobar Indonesia vs Arab Saudi di Halaman DPRD Gresik

Ditanya distribusi rokok asli Tulungagung, pria berkumis ini menambahkan rata-rata pemasaran dipasok ke lokal kabupaten dan di seluruh Indonesia.

Berbanding terbaik dengan tembakau kering yang sering mendapa permintaan dari luar jawa, di wilayah perkebunan sawit. Selain untuk merokok, sekaligus para penikmat rokok digunakan mengusir nyamuk.

Kata Pengamat soal Tekad Khofifah-Emil Wujudkan Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara

"Kalau pasarnya tembakau (kering) Tulungagung di Jawa dan Sumatera tembakau yang belum proses yang masih tembakau rajangan," akuinya.

Ia menegaskan adanya SKT di Tulungagung cukup menjanjikan dalam menyetor cukai pajak ke negara. Per tahun cukai pajak yang harus dikeluarkan 10 pabrik rokok yang ada di Tulungagung adalah sebesar Rp 157 miliar.

Pohon Tumbang Sempat Lumpuhkan Jalan Nasional, 2 Korban Dilarikan ke RSUD Trenggalek

Pemilik pabrik rokok ini menilai berbanding terbaik nilai cukai sangat besar. Tak jarang dikeluhkan beberapa perusahaan rokok menengah sangat terbebani.

"Banyak menyumbang devisa Cukai pajak negara Tulungagung itu hampir 157 miliar. Budgetnya dari pusat 200 miliar, kita kurang, belum mampu," keluhnya.

Nurhadi mengaku persoalan yang sampai saat ini dialami oleh pabrik rokok menengah adalah beban biaya yang harus dikeluarkan. Mulai cukai yang akan naik, cengkeh ikut naik dari harga sebelumnya 75 ribu saat ini menembus 120 ribu per ilogram kering.

Halaman Selanjutnya
img_title