Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman, Semboyan Patriotisme yang Diajarkan Rasulullah

Siswa dan masyarakat menggelar upacara bendera di TPA Banjardowo
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Sementara Ketua Lakpesdam PWNU Jatim, Listiyono Santoso mengatakan, literasi kewarganegaraan sebenarnya terkait dengan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Hal ini penting untuk diletakkan pada politik kebangsaan.

4 Tuntutan Utama yang akan Disuarakan Ribuan Buruh di Surabaya

“Indonesia bukan negara agama, juga bukan negara kesukuan. Sebagai negara bangsa, maka kita perlu memberikan pemahaman secara baik bahwa konsep negara bangsa sudah selesai dan final,” ujarnya.

Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) itu menyebutkan, bila setiap orang paham akan hak dan kewajiban sebagai warga bangsa, maka ia akan menjalankan hak dan kewajiban itu dengan baik. 

Flagship Store Dulux Pertama di Surabaya, Cek Lokasinya

Ditegaskan, bahwa senyatanya tidak ada negara yang memiliki sekian banyak suku. Karena itu, kondisi suku yang demikian berbeda dan beragam tersebut hendaknya tidak melemahkan keberadaan setiap orang sebagai warga negara.

“Sehingga orang Madura, Sunda, Papua harus memiliki pemahaman kebangsaan yang sama. Ini yang harus dipahamkan kepada warga negara. Inilah yang disebut literasi kewarganegaraan,” tandasnya.

Momen Gayeng Nobar Piala Asia di Grahadi, Pj Gubernur Jatim Apresiasi Garuda Muda

Sebagai informasi, program tersebut digelar selama empat hari dalam sepekan di bulan Ramadhan, mulai Selasa hingga Jumat. Adapun tema yang dibahas meliputi keagamaan, pendidikan, kesejahteraan warga, serta tema khusus perempuan, milenial, dan seni-budaya. 

Program Tabuh Maghrib tersebut digelar PWNU Jatim bersama lembaga, badan khusus, dan badan otonom NU. Usai Tabuh Maghrib, dilanjutkan podcast dengan tema terkait secara live di Instagram PWNU Jatim mulai pukul 17.00 WIB. Podcast ini bertajuk Obrolan Jelang Buka atau Ojeka yang menyasar generasi Z dan milenial.