Jalan Panjang Doudo dari Tertinggal Menjadi Desa Mandiri
- Rahmat Fajar
Desa Doudo disulap menjadi desa wisata yang menawarkan berbagai wisata edukasi agro. Cocok untuk mengenalkan anak-anak tentang pertanian. Masyarakat Doudo di setiap RT juga memiliki produk-produk unggulan yang ditawarkan kepada wisatawan, salah satunya mete goreng.
Di Desa Doudo, juga terdapat kolam renang khusus anak-anak. Telaga Rena yang dulunya kumuh, kini disulap lebih indah dan instagramable. Cocok untuk bersantai-santai dengan keluarga di akhir pekan.
Sutomo mengatakan keberhasilan pemberdayaan ini tak lepas dari pendampingan yang dilakukan oleh Pertamina EP. Dari pendampingan yang dilakukan Pertamina EP maka, pemerintah desa kemudian mencari produk-produk atau hal-hal yang bisa dibranding sehingga masyarakat tertarik datang ke Desa Doudo.
"Yang dilakukan Pertamina bahwa kita harus punya sesuatu yang beda. Maka harus branding. Masing-masing RT harus punya produk unggulan," kata Sutomo.
Dorongan Pertamina itu yang menggerakkan pemerintah desa dan masyarakat Desa Doudo memikirkan produk unggulan apa yang akan dibranding. Selain kacang mete, ada juga pembuatan biopori di antaranya.
Desa Doudo kini memang tak tampak seperti desa tertinggal ketika Viva Jatim memasuki kawasan Desa Doudo. Gapuranya terlihat indah yang bertuliskan "Doudo Agro Edu Green Village". Itu menambah kesan pengunjung bahwa desa ini memiliki daya tarik untuk dikunjungi.
Sutomo menjelaskan memang tiga tahapan pertama yang dilakukan agar desanya menarik. Pertama adalah memperindah wajah desa melalui Gapura. Kedua, akses jalan yang bagus. Kemudian yang ketiga adalah membangun pendopo serta bangunan pemerintahan yang bagus. Tiga hal tersebut yang dikerjakan pemerintah desa dalam membranding Doudo di awal perjalanannya.