Achmad Irfandi Penggerak Kampung Lali Gadget dan Kenalkan Budaya Lokal pada Anak

Achmad Irfandi penggerak kampung lali gadget.
Sumber :
  • Imron Saputra/Viva Jatim

Sidoarjo, VIVA Jatim –Diakui atau tidak gadget bisa berpengaruh kurang baik bagi tumbuh kembang anak. Banyak studi yang mengatakan, jika banyak anak-anak yang menderita penyakit mata dan itu salah satunya disebabkan karena keseringan bermain gadget.

Pilkada di Jawa Timur, Pekerja Perusahaan di Kawasan Industri SIER Diliburkan

Selain itu, gadget juga mempermudah anak-anak dalam mengakses gambar maupun video yang kurang baik. 

Meski begitu, bukan berarti gadget mempunyai pengaruh tidak baik untuk anak-anak. Gadget juga bisa dijadikan sebagai sarana belajar tentunya harus dengan pendampingan orang tua maupun guru.

Di Hadapan Hakim, Gus Muhdlor Bantah Memotong Insentif Pegawai BPPD Sidoarjo

Di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo ada seorang pria yang bernama Achmad Irfandi. Irfandi merupakan orang yang menjadi penggerak Kampung Lali Gadget (KLG), program ini ia inisiasi karena kekhawatirannya terhadap bahaya kecanduan gadget yang dialami anak-anak. 

Meski Irfandi sendiri mengaku di kampungnya tidak ada kasus serupa, namun ia tetap menggerakkan kegiatan ini untuk mengantisipasi agar kecanduan terhadap gadget bisa dihindari di lingkungan tempat tinggalnya.

Prakiraan Cuaca Surabaya Raya di Hari Pilkada 27 November 2024

Guna mensukseskan Gerakan Kampung Lali Gadget, Irfandi tidak berjalan seorang diri. Ia dibantu oleh kawan-kawan pemuda di Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo. Ini sekaligus bisa memperdayakan pemuda dan masyarakat dilakukan di dalam dan di luar desa. 

Pemuda yang diberdayakan bertugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping. Aktivitas yang digelar di program ini mengajarkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa, permainan tradisional. Selain mengurangi kecanduan gawai, program ini juga membantu mengedukasi anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal. 

Tak hanya itu, kegiatan ini juga fokus mengadakan program konservasi budaya untuk mengangkat permainan tradisional yang ternyata cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gadget itu sendiri.

Irfandi berharap program bisa berkembang dan menjadi desa wisata atau desa jujugan orang tua yang ingin berwisata edukasi dan menyembuhkan kecanduan gawai pada anaknya. Tim KLG berharap isu kecanduan gawai bisa diangkat secara nasional dan menjadi keprihatinan bersama sehingga setiap orang berusaha mengurangi dampak dari hal tersebut.

Jerih payah dan keikhlasannya itu pun berbuah manis. Ia diganjar SATU Indonesia Awards oleh PT Astra International.