Mengenal Buku ‘Zero Waste ala Si Besut’; Produk KBA Kaliwungu Jombang tentang Kelola Sampah

Penampakan cover buku Zero Waste ala Si Besut
Sumber :
  • Viva Jatim/Ahmad Fatoni

Jombang, VIVA Jatim – Di Indonesia, rumah tangga termasuk penyumbang sampah terbesar dengan persentase 35,24%, sementara pasar tradisional penyumbang terbesar kedua dengan persentase 27,79%. Adapun komposisi sampah diantaranya sampah organik sebesar 57 %, sampah plastik sebesar 16 %, sampah kertas sebesar 10%, dan lainnya (kaca, logam dan sebagainya) sebesar 17 %. Tidak hanya itu, Indonesia disebut sebagai penghasil limbah makanan terbesar di ASEAN. Fakta lainnya adalah, setelah China, Indonesia juga penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Fakta tersebut sangat miris. Perlu penanganan yang tepat. 

Ketahui 7 Manfaat Kulit Pisang untuk Kesehatan, Ini Cara Penggunaannya

Penanganan sampah itu harus dilakukan melalui penguatan peraturan serta program-program dari pemerintah. Tidak cukup di sana, kesadaran dan keterlibatan masyarakat sangat penting agar tujuan pengelolaan sampah yang baik itu terwujud. Misalnya, membuat komunitas-komunitas kecil di lingkungan paling bawah, seperti RT, Kelurahan, lembaga sekolah, madrasah, dan sebagainya. 

Kampung Berseri Astra (KBA) yang merupakan program dari PT Astra Internasional Tbk ini berusaha ikut andil sejak tahun 2013 dengan menggandeng desa/kelurahan dalam melakukan penanganan sampah melalui program 4 pilar, di mana salah satunya adalah sektor lingkungan. Seperti contoh KBA Kaliwungu Jombang, di mana kader lingkungan dari KBA tersebut mendirikan Sanggar Hijau Indonesia, sebuah komunitas kecil yang fokus menangani sampah. Sanggar Hijau Indonesia ini berdiri sejak tahun 2015. Sanggar yang secara geografis berada di Desa Kaliwungu, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur itu, aktif melakukan kegiatan pengelolaan sampah hingga saat ini dengan melibatkan masyarakat di desa Kaliwungu. 

Mengenal Si Besut, Program Pengolahan Sampah di Kaliwungu yang Dapat Banyak Penghargaan

Kordinator KBA Kaliwungu Jombang, Shanti Ramadhani, mengatakan kepada VIVA Jatim, 24 Oktober 2024, bahwa KBA Kaliwungu telah memiliki 11 Bank Sampah yang tersebar di 11 RT di Kaliwungu dari total 13 RT. Komunitas Sanggar Hijau Indonesia juga telah diamanati lahan milik pemda seluas 3000 meter untuk dijadikan fasilitas umum. Mereka berencana akan membuat bank sampah lagi.

Selain itu, KBA Kaliwungu melalui kegiatan di Sanggar Hijau Indonesia membuat buku berjudul ‘Zero Waste ala Si Besut; Mewujudkan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan’ yang terbit pada tahun 2023 lalu. Buku ini menjelaskan empat kegiatan dalam program Si Besut, yaitu Siap Pilah Sampah, Bank Sampah, Ecobrick, dan Kompos Untuk Tanaman. “Kemudian pada tahun 2023, kami membuat buku yang kami bagi untuk komunitas lain apabila ada yang ingin belajar dan mengembangkan,” ucap Shanti Ramadhani.

Patut Ditiru, Kampung Ini Dirikan Pos Paud Terpadu hingga Beri Beasiswa bagi 32 Anak

Lebih lanjut, Direktur Sanggar HIjau Indonesia itu mengatakan buku ini lahir dari praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh anggota komunitas, seperti memilah sampah, ngompos, dan ecobrick. “Melalui buku ini, ingin memperluas jangkauannya agar menjadi edukasi dan dipraktikkan masyarakat.”

Kegiatan yang dikenalkan oleh Sanggar HIjau Indonesia melalui penerbitan buku itu, diantarnya Siap Pilah Sampah. Artinya, masyarakat di Kaliwungu dianjurkan untuk siap memilah sampah agar sampah-sampah yang ada di desa tersebut bisa tertangani dan bisa dimanfaatkan. Selain itu, buku zero waste ini menjelaskan juga tentang Bank Sampah, standard manajemen bank sampah, transformasi digital untuk smart pengelolaan sampah, dan benefit menggunakan aplikasi beresin. 

Kemudian, buku tersebut juga menjelaskan seputar kegiatan ecobrick. Ecobrick sendiri merupakan sendiri merupakan bata yang dibuat dari botol plastik bekas yang diisi dan dipadatkan dengan sampah plastik. Selain itu adalah pembahasan tentang tatacara mengompos untuk tanaman. Tujuan dari kompos sendiri adalah untuk mengelola sampah organik agar bisa bermanfaat sehingga tidak semua sampah dikirim ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jombang. 

Buku ini pun disajikan dengan desain yang apik, dengan gambar-gambar yang diletakkan di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk tidak membosankan bagi orang yang hendak mempelajarinya. Selain itu, agar pembaca dapat secara mudah memahami keterangan-keterangan tentang pengelolaan sampah.