Ahmad Guntur Alfianto, Pemuda Asal Malang Gigih Lakukan Konseling Kesehatan Mental terhadap Anak

Ahmad Guntur Alfianto saat lakukan Konseling terhadap siswa
Sumber :
  • Viva Jatim/Ahmad Fatoni

“Tidak hanya kesehatan mental saja di sana yang minim, tapi akses kesehatan umum juga minim, sehingga di tahun 2018 sudah mengembangkan program yang berhubungan dengan School Mental Health in Rural,” lanjutnya.

Melalui Rumah Ceria Medan, Yuli Yanika Perjuangkan Pendidikan Setara bagi Anak Difabel

Program yang digagas oleh pria asal Karang Ploso Malang ini berkembang dan terus tebar kemanfaatan hingga detik ini. Hal itu dibuktikan dengan sasaran program yang sudah merambah ke luar kecamatan, yakni di Kalipare yang aksesnya sangat minim sebab berada di wilayah pesisir. 

Program ini tidak berjalan sendirian, Guntur juga bekerjasama dengan Lembaga Konsorsium Pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan. Pada tahun 2018 ia berkegiatan dalam pembentukan terhadap akses anak-anak untuk mencari perilaku kesehatan jiwa. Dengan program ini, anak-anak bisa mencurahkan emosionalnya di sekolah. Pada tahun yang sama, ia juga membentuk program terkait konseling bagi guru-guru, di mana guru harus tahu gejala-gejala ketika ada permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan mental. 

Permintaan Eksportir Ikan Mas Koki Capai 60 Ribu Ekor di DSA Wajak Lor Tulungagung

Dari kegiatan tersebut tahun 2019 dan 2020 ia mengupayakan satu program bernama pucuk curhat. “Program tersebut adalah program yang diinisiasi oleh saya ya terutama memang kondisi lingkungan sekolah yang tidak memiliki seorang guru BK ataupun konselor sehingga saya menyiapkan satu ruangan khusus di situ agar nyaman ketika anak-anak mengalami suatu permasalahan.”

Program ini sempat mengalami tantangan pada tahun 2020, di mana pandemi covid-19 masuk ke Indonesia. Seluruh aktifitas warga dibatasi. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat Guntur mendampingi anak-anak. Pada awal pandemi, dirinya melakukan survey dan ternyata permasalahan kesehatan mental anak-anak di era pandemi semakin luar biasa. Dengan menggandeng STIKES Widyagama Husada serta Puskesmas Bantur, ia membuat platform di mana anak-anak bisa melakukan konseling terkait mental health secara daring. Pertengahan tahun, ia menscreening terhadap anak-anak terkait mental health.

Cerita Pak Minto tentang Ekspor Ikan Mas Koki Capai 60 Ribu Ekor di DSA Wajak Lor Tulungagung

“Kita mendatangkan siswa-siswi tetapi dengan protokol kesehatan waktu itu, kita tes terkait SRQnya, yakni terkait gejala-gejala yang berhubungan dengan masalah mental health. Jadi waktu itu kita langsung edukasinya adalah mengumpulkan anak-anak melalui zoom, yaa dengan siswa, terutama yang mengalami masalah mental health. Dan itu harus didampingi oleh orang tuanya pada waktu itu. Karena kita menggunakan system zoom,” ceritanya.

2021, program School Mental Health in Rural berjalan lagi seiring pandemi covid-19 sudah mulai reda. Tidak hanya menscreening kesehatan mental, tapi juga kesehatan fisiknya. Ia mengembangkan UKS karena sebelumnya tidak ada di sekolah-sekolah yang menjadi binaan programnya. Pada tahun 2022, school Mental Health in Rural bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, memberdayakan siswa melalui kegiatan pramuka, yakni program Kenari. Kenari adalah program kemah yang memiliki filosofi kenali diri sendiri.

Halaman Selanjutnya
img_title