Ahmad Guntur Alfianto, Pemuda Asal Malang Gigih Lakukan Konseling Kesehatan Mental terhadap Anak
- Viva Jatim/Ahmad Fatoni
Pada tahun 2023, Guntur memasuki wilayah pesantren di daerah Malang Selatan. Ia tergerak untuk melakukan konseling dalam bidang kesehatan mental sebab melihat fenomena tradisi di dalamnya, seperti gojlokan, bullying, bahkan ada santri memiliki resiko perilaku bunuh diri. Selain itu, marak di pesantren perilaku kekerasan seksual, baik sesama jenis maupun guru yang bertindak kotor kepada santrinya. Dalam menangani kasus di pesantren itu, Guntur membuat program yang disebut dengan Santri Gojlokan. Santri Gojlokan ini bekerjasama dengan mahasiswa STIKES Widyagama Husada.
Santri Gojlokan sampai detik ini bekerjasama dengan Nahdlatul Ulama beserta banomnya, di mana sebagai organisasi terkuat di Malang selatan, di antara banom NU yang diajak kerjasama seperti Muslimat NU, Fatayat, dan RMI NU. Dengan konsistensinya, program Santri Gojlokan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Selain itu, Ahmad Guntur Alfianto sebagai inisiator School Mental Health in Rural menjadi salah satu penerima Satu Indonesia Award (SIA) 2021 dengan mengangkat programnya tersebut. Seperti diketahui Satu Indonesia Awards merupakan program penghargaan yang diinisiasi oleh PT. Astra International tbk. kepada generasi muda Indonesia yang berprestasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Program ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Astra.
Ia menceritakan bahwa awal mula dirinya mendaftarkan diri sebagai penerima SIA berawal dari temannya yang menerima SIA pada tahun 2019. “Saya mencari informasi di Website, program apa sih sebenarnya? Kemudian pada tahun 2020, saya mendapat informasi SIA, akhirnya saya pelajari persyaratannya. Pada tahun 2021, baru saya berani mengikuti program tersebut. Saya menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh SIA waktu itu dengan masukkan program-program yang saya lakukan dari tahun 2018. Dengan mengangkat tema Mental Health, ternyata saya mendapatkan SIA di tingkat provinsi,” ceritanya.
Guntur berharap ke depannya pemerintah bisa memperhatikan isu mental health. Karena dirinya melihat hari ini pemerintah fokus pada pemenuhan gizi. Hal ini berguna untuk mendukung anak-anak untuk menghadapi era Indonesia Emas pada tahun 2045. “Mau gak mau harus disiapkan mentalnya. Selain gizinya yang harus terpenuhi, mental healthnya juga harus terpenuhi. Jadi, program mental health di sekolah harus bisa kita kampanyekan, apalagi kekerasan seksual, bullying di lingkungan pendidikan. Sebab, itu akan terbawa di lingkungan pekerjaan nantinya.”
Guntur juga mengapresiasi program yang dilakukan oleh Astra. “Kemaren ada pertemuan bersama Astra pada tanggal 28-31 Oktober 2024 di Jakarta. Kami bertemu dengan penerima SIA di seluruh Indonesia untuk berkolaborasi terkait program apa yang bisa dikolaborasikan. Saya berkolaborasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan dengan teman saya dari daerah 3T, jadi kami berkolaborasi terkait bagian mana yang bisa dikolaborasikan terkait pendidikan dan kesehatan. Itu sangat penting sekali,” tutupnya.