Sistem Padi Hemat Air Sukorejo Trenggalek: Pupuk Tepat Sasaran-Meningkat 1 Ton

Lahan sawah padi hemat air di Sukorejo Tulungagung.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Trenggalek, VIVA Jatim – "Volume hasil panen tidak sama. Untuk kemarin, hampir selisih 1 ton per hektar. Lebih banyak, yang normalnya kering giling itu 7 ton," akui Isnanto.

Menko PMK Terima Paparan Mas Ony tentang PRLB Ngawi: Nanti Disampaikan Presiden

Itulah pengakuan dari Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan Desa Sukorejo, Isnanto di tempat transit sederhana dekat area persawahan kemarin, Jum'at, 19 Februari 2025.

 

Adipura Desa Cara Bupati Trenggalek Merawat Daerah Agar Berkelanjutan

Plt. Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan Desa Sukorejo, Isnanto.

Photo :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

 

Kelompok Tani Trenggalek Terima Penghargaan dari Bupati Mas Ipin

Hamparan padi seluas mata memandang turut serta mengiringi menuju lokasi Lembah Kepuh. Bulir padi kuning tumbuh. Di antara warna hijau tampak serempak bergoyang terkena hembusan angin.

Potensi pertanian di Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek cukup besar. Berbagai macam inovasi dilakukan oleh pemerintah maupun kelompok tani (Poktan) dalam rangka meningkatkan hasil pertanian.

Hal ini sejalan dengan asta cita pemerintah pusat dalam rangka swasembada pangan. Gapoktan di Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek misalnya. Melalui padi hemat air pada lahan kering mampu menghasilkan padi.

Sementara di sisi barat, berjajar pegunungan menambah alam asri. Yang di sebelah Utara merupakan bekas galian c. Sekarang disulap menjadi sebuah destinasi Tebing Kepuh yang eksotis.

Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan Desa Sukorejo, Isnanto mengatakan inovasi padi hemat air ini berangkat dari amanah Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin. Yakni ketika di penghujung akhir tahun 2023, beliau menghendaki adanya perluasan area tanam (PAT), khususnya di tanaman padi.

Isnanto mengatakan bahwa padi walaupun bukan tanaman air, namun membutuhkan cukup air. Akhirnya, Mas Ipin (sapaan akrab bupati muda itu) mempunyai konsep padi hemat air. Cuma beliau meminta ini berada di tempat yang belum ditanami padi sama sekali. 

"Akhirnya bapak bupati ketika bertemu dengan kami ngomong-ngomong seperti itu. Lalu membuat konsep bahwa kita akan membuat padi hemat air. Nanti kita gali sedalam 40 cm," ujarnya.

Setelah berupa galian, lapisan bawah tanah dilapisi plastik UV, sebagai media kedap air. Tanah yang sudah digali dicampur menggunakan pupuk organik padat. Lalu ditimbun kembali sedemikian rupa.

Perjalanan akhir 2023 gayung bersambut awal Januari 2024 sudah memulai menanam padi. Padi yang dihasilkan pun bagus. Sebab konsep dari bapak bupati, keadaan pupuk sama sekali tidak terbuang ketika menggunakan sistem ini.

"Seperti sebuah bejana besar dalam kotak kolam. Sehingga yang namanya pupuk yang namanya air itu semua menggenang tidak akan berpindah-pindah," paparnya.

Penggunaan Pupuk Tepat Sasaran Tanaman tidak lepas yang namanya pupuk. Para petani yang tergabung dalam Gapoktan Sinar Tani Desa Sukorejo telah memiliki mindset lebih maju. Pasalnya, mereka tidak melulu mengandalkan pupuk bersubsidi.

Para petani lebih memilih pupuk non subsidi dengan harga lebih mahal. Namun kualitas lebih tinggi dan setara dengan yang dikeluarkan dengan pupuk subsidi.

Isnanto mengakui petani menggunakan Pupuk Mutiara. Dimana pupuk NPK ini mengandung unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium. Yang mana pupuk ini cocok digunakan untuk berbagai jenis tanaman, seperti padi, hortikultura, dan perkebunan. 

"Jadi kebutuhan cakupan nutrisinya padi itu sangat tercukupi sekali hasilnya lebih bagus dan lebih baik. Kita hanya gunakan NPK saja karena kandungan sudah banyak mengandung Urea-nya," paparnya.

Isnanto mengatakan sangat efektif menggunakan sistem ini karena setelah menyebarkan pupuk, tidak akan ke mana-mana langsung diserap oleh tanaman secara maksimal.

Dahulu, para petani kemarin mencoba untuk yang organik saja. Ternyata, hasilnya walaupun baik ada petani tidak sabar melihat pertumbuhan berbeda ketika dibandingkan dengan lainnya.

Akhirnya, ada percampuran antara kimia dan pupuk organik dengan prosentase sekitar 50 persen. Sehingga contoh dalam satu petakan menggunakan 30 kilogram pupuk kimia, bisa menggunakan 15 kilogram.

"Lebih hemat dan yang kedua kali. Lalu yang namanya penyakit juga lebih kecil mungkin karena pertama memang imun kondisi fisiknya tadi lebih sehat. Kalau saya melihat seperti itu tadinya sehingga ada serangan hama dianya mampu untuk bertahan," jelasnya.

Senada, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Imam Nurhadi menjelaskan hampir di seluruh Kecamatan, gapoktan mengembangkan padi yang hemat air. Meskipun sifatnya masih demplot demplot.

"Memang untuk perkembangannya kita mulai di tahun kemarin. Sekarang masih hujan musim penghujan bukan begitu nampak. Tapi nanti masuk musim kemarau bulan Mei Juni itu baru kita bisa evaluasi untuk luasan semuanya," paparnya.

Imam menerangkan tengah menargetkan lahan kering supaya bisa ditanami padi. Salah satunya menggunakan dolomit pertanian. Yaitu kandungan kapur yang mengandung kalsium oksida (CaO) serta magnesium oksida (MgO) yang mampu untuk menetralkan pH tanah.

"Itu yang akan kita sedang genjot, lahan-lahan pegunungan. Lahan -lahan yang tidak ada air. Kalau lahan sawah kita fokus percepatan masa tanam tancap 14," jelasnya.

Ia mengatakan indeks pertanaman bisa dikejar. Sehingga nanti yang depan panen, di belakang sudah bisa mesin mengolah tanah. Sebelum ini produksi gabah per tahun gabah katakanlah sekitar 6,4 ton rata-rata per hektare. 

"Kalau jumlah lahan kering masih kita petakan berapa jumlah ada data itu. Tapi saya tidak hafal luasan," tandasnya.