Mengenal Keris Desa Aeng Tong-tong, Yang  Menjadi Suvenir Event G20

Lokasi Pembuatan Keris, Desa Aeng Tong-Tong
Sumber :
  • Jadesta.kemenparekraf

Jatim – Membuat kerajinan keris telah diwariskan secara turun-temurun di Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Ketrampilan itu diperoleh warga setempat sejak dari zaman nenek moyang yaitu pada masa Kerajaan Sumenep.

Menengok Kekayaan Alam Geopark Ijen di Jatim yang Diakui UNESCO

Ketika itu, keris digunakan sebagai senjata untuk melawan musuh. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi keris pun berubah. Kini, membuat keris, digunakan sebagai mata pencaharian mereka, karena memiliki nilai estetika yang tinggi.

Saat ini keris asal Desa Aeng Tong-tong dibuat untuk memenuhi pesanan para kolektor keris baik dalam negeri maupun mancanegara. Tak ayal, desa ini juga telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia.

Disaksikan Gubernur Khofifah, Pagelaran Wayang Kulit Ramaikan Acara Hari Jadi Provinsi Jatim

Bahkan, demi pelestarian budaya berkelanjutan, anak usia Sekolah Dasar (SD) di desa Aeng Tong-tong sudah mulai menekuni pembuatan keris. Mereka belajar dari para orang tua, yang sehari-hari membuat keris untuk memenuhi permintaan pembeli.

Keris dari desa Aeng Tong-tong memang begitu istimewa. Hasilnya halus dan indah karena dibuat dengan standart estetika yang tinggi, baik keris maupun warangka atau sarungnya.

Mau Merchandise Piala Dunia U-17? Ini Daftar Lokasi Penjualannya

Selain menjadi koleksi atau suvenir, keris juga digunakan dalam rangkaian adat tertentu. Tak ayal, keris yang dibuat dengan cara tradisional tentunya membutuhkan waktu yang lama.

Mulai dari pemilihan besi, kemudian proses menempa dengan pemanasan hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Dilanjutkan dengan penghalusan dengan gerinda, serta menambahkan tembaga atau emas yang akan diukir sesuai pesanan. Terakhir adalah proses penyepuhan agar muncul warna keris yang diinginkan.

Bahkan, karena saking tersohornya keris desa Aeng Tong-tong, kerajinan itu akhirnya menjadi  suvenir keris ini hanya dibuat sebanyak 20 buah untuk masing-masing negara. Khusus untuk suvenir side event KTT G20, keris dipesan dengan bentuk yang bisa dengan mudah dibawa pulang oleh delegasi yang hadir.

Ada beberapa hal yang dilakukan warga desa Aeng Tong-tong selain membuat keris. Mereka biasanya juga  menghelat ritual pencucian keris dan ziarah kubur kepada leluhur empu yang disebut dengan Penjamasan Keris. Biasanya ritual dilakukan bersama dengan pesta rakyat yang diramaikan dengan kesenian tradisional setempat.

Tak ayal, keunikan keris tersebut mengantarkan Desa Wisata Aeng Tong-tong masuk 50 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.