Banyak Korban Tragedi Kanjuruhan, Berikut Etika Melayat dalam Islam

Jenazah Briptu Fajar Yoyok Pujiono tiba di rumah duka
Sumber :
  • VIVA Jatim/Madchan Jazuli

Kedua, menampakkan rasa duka. 

Apresiasi Giat Sosial, Wakapolda Jatim Serahkan 1 Unit Mobil Ambulans ke Bonek

Setiap kematian seseorang pasti menimbulkan perasaan duka yang mendalam terutama bagi keluarga atau kerabat dekat yang ditinggalkannya. Oleh karena itu orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka itu dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan secara tulus rasa bela sungkawa. Sangat baik apabila ungkapan bela sungkawa itu diikuti dengan doa semoga tabah dan sabar menerima musibah yang memang sudah merupakan suratan takdir dari Allah SWT.    

Ketiga, tidak banyak bicara. 

Laga Klasik Persebaya vs Persija, Uston: Fight untuk 3 Poin

Dalam suasana duka, orang yang sedang tertimpa musibah kematian, biasanya cenderung diam dan tidak ingin diajak berbicara lama-lama. Oleh karena itu orang yang bertakziah jika ingin mengajak berbicara kepada pihak yang sedang berduka cukup seperlunya saja. 

Demikian pula di antara orang-orang-orang yang bertakziah sebaiknya kalau berbicara satu sama lain cukup seperlunya dan pelan agar tidak menimbulkan suasana berisik. Apalagi tertawa terbahak-bahak, sungguh hal ini tidak baik dan tidak etis dari sudut mana pun.

Unik, Cak Imin Main Bola Bareng saat Kampanye Perdana di Sidoarjo

Keempat, tidak mengumbar senyum. 

Poin keempat ini memiliki kaitan erat dengan poin-poin sebelumnya, yakni tidak mendukung ketiganya. Oleh karena itu meskipun dalam keadaan normal senyum termasuk sedekah, tetapi dalam konteks takziah sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak mengumbar senyum. Tentu saja senyum dalam batas-batas yang wajar masih bisa ditolerir. Intinya adalah senyum memiliki makna kegembiraan yang dalam konteks takziah tidak baik khususnya jika ditujukan kepada pihak yang sedang berduka sebab hal ini sama saja tidak menghormati perasaannya.