Duka Kapolda Jatim saat Bertemu Anak Polisi Korban Tragedi Kanjuruhan

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta.
Sumber :
  • Bidhumas Polda Jatim/Viva Jatim

Jatim – Raut wajah Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta terlihat sedih saat bertemu dengan Arka Putra (10 tahun), putra dari Almarhum Bripka Andik Purwanto di rumah duka di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumber Gempol, Kabupaten Tulungagung, Minggu kemarin. Nico kemudian memeluk bocah yatim tersebut. Mata Nico tampak berkaca-kaca.

Pengamanan Sampang Dipertebal Usai Insiden Pembacokan Saksi Paslon Pilkada

Bripka Andik adalah anggota Kepolisian Sektor Sumber Gempol pada Kepolisian Resor Tulungagung yang menjadi salah satu korban Tragedi Kanjuruhan. Saat peristiwa memilukan itu terjadi, Bripka Andik di-BKO-kan Polres Tulungagung untuk membantu pengamanan laga derby Jatim antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Selain Bripka Andik, turut menjadi korban meninggal pula Briptu Yoyok Pujiono, anggota Polsek Dongko, Kabupaten Trenggalek. Kapolda Jatim juga bertakziyah ke rumah duka Briptu Yoyok dan menyampaikan belasungkawa secara langsung kepada keluarga korban.

Semua Pelaku Pembacokan Saksi Paslon Pilkada Sampang Diburu, Kata Kapolda

Di rumah Bripka Andik, Nico mendengarkan curhatan Arka yang ingin mengikuti jejak ayahnya menjadi polisi. Begitu mendengar itu, Kapolda langsung memeluk erat bocah tersebut. "Putra pertamanya [Bripka Andik] yang masih Kelas 3 SD berkeinginan juga menjadi anggota Polri. Kami akan coba membimbing dengan waktu yang ada sampai yang bersangkutan bisa mencapai cita-citanya," kata Nico.

Dia mengaku datang ke rumah duka Bripka Andik dan Briptu Yoyok untuk menyampaikan ucapan belasungkawa secara langsung kepada keluarga korban. “Kedua, memastikan hak hak anggota polri dapat langsung diberikan seperti disampaikan pimpinan kami,” ucapnya. 

Kolaborasi dengan Persebaya, Vidio Ingin Akomodir Bonek dan Bonita

Nico mengatakan, keluarga dua anggota Polri yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan tetap dianggap sebagai keluarga besar Polri. Karena itu Polri tetap mendukung kebutuhan keluarga yang ditinggalkan, seperti kesehatan dan pendidikan.