EJFH 2024, Ikon Pariwisata Budaya Skala Internasional di Jawa Timur
- Nur Faishal/Viva Jatim
Menurutnya, ini merupakan bentuk pemberdayaan bagi para pengrajin, pekerja seni, pelaku industri fashion serta budaya yang ada di Jatim. Bukan hanya mengantar mereka ke pasar lokal, EJFH akan membuka peluang ke pasar internasional.
"Penyelenggaraan event ini melibatkan pelaku seni di antaranya perajin, desainer, peraga busana, serta pelaku ekonomi kreatif. Untuk itu, event ini juga diharapkan mampu melahirkan inovasi trend busana yang dapat menguntungkan masyarakat dan dimanfaatkan," katanya.
Pj. Gubernur Adhy menambahkan, ke depannya EJFH juga diharapkan dapat menjadi ikon pariwisata budaya tahunan Jawa Timur. Mengingat event ini sudah masuk ke dalam program Kemenparekraf RI.
"Selain terciptanya sektor industri kreatif yang maju untuk membuka peluang pasar wastra, baik di skala regional, nasional bahkan internasional. Dengan perhatian dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ini mampu menjadi daya tarik sektor pariwisata berbasis kebudayaan di Jatim," kata Adhy optimistis.
Dalam EJFH 2024 ini, Pemprov Jatim meluncurkan satu motif batik khas Jawa Timur yaitu Batik Omah Budoyo Jawa Timur saat peragaan busana. Batik ini memiliki filosofi lingkungan dan sifat kehidupan masyarakat Jatim, yang diwakili Omah atau rumah tradisional Jatim dan Budoyo yang merupakan simbol karakter masyarakatnya.
"Motif batik ini merupakan kesatuan dari ragam motif yang bernuansa budaya khas Jawa Timur dan alhamdulillah sudah bisa diproduksi secara masal. Secara garis besar motif-motif tersebut juga memuat unsur cagar budaya berupa bangunan dan flora yang mempunyai filosofi," terang Adhy.