Tips Menjaga Hubungan yang Harmonis dengan Pasangan ala Psikolog Keluarga

Ilustrasi pasangan romantis
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim – Membina rumah tangga butuh kerjasama yang kuat antara suami dan istri. Keduanya harus saling berupaya menjaga keharmonisan agar tercipta relationship goals atau tujuan ideal yang ingin dicapai pasangan..

3 Syarat Wujudkan Koherensi di Struktural NU Menurut Gus Yahya

Mengenai hal tersebut, Psikolog Keluarga, Alissa Wahid menyampaikan, relationship goals bisa diwujudkan dengan banyak faktor, yakni kesiapan diri tiap individu, kematangan diri, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain, terutama dengan pasangan.

Hal itu disampaikan saat mengisi acara Bincang Santai Festival Keluarga Indonesia bertajuk 'Relathionship Goals: Mimpi Jadi Nyata', yang digelar oleh Gerakan Keluarga Maslahat NU di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu-Minggu, 1-2 Februari 2025.

Harlah Ke-102, Rais Aam PBNU Ajak Teladani Perjuangan Pendiri dalam Berkhidmat

"Sebetulnya kalau diri kita siap dengan diri sendiri, maka kita akan paham karakter diri, pasangan, dan keterampilan untuk mengelola hubungan. Tapi hubungan itu tidak secara otomatis mudah dibangun," kata Alissa seperti dikutip dari VIVA, Selasa, 4 Februari 2025.

Alissa menyebut ada tiga segitiga cinta dalam membangun hubungan bersama pasangan dalam perkawinan. Tiga segitiga cinta itu adalah kedekatan emosi, hasrat, dan komitmen.

Mengenal Asta Cita Center, Lembaga Baru GP Ansor Wujudkan Indonesia Emas 2045

"Kalau tiga ini ada satu yang bolong, tidak jadi langgeng karena komitmennya ada, gairah seksualnya tinggi, tapi tidak ada kedekatan emosi itu berarti partner sharing tidak ada bukan pasangan atau sebaliknya," ungkap Ketua PBNU itu. 

Sementara itu, quality time atau waktu berkualitas bersama pasangan juga penting untuk diupayakan. Hal ini dibahas oleh Kalis Mardiasih, penulis dan aktivis perempuan. 

Kalis juga bilang bahwa dalam menikah prinsip harus sama. Adapun soal perbedaan karena dibesarkan dalam tradisi keluarga yang berbeda itu adalah hal yang wajar.

"Prinsip itu harus sama, mau partainya atau organisasinya beda, tapi basic value harus ketemu," ucap penulis buku Muslimah yang Diperdebatkan itu.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Bincang Festival Keluarga Indonesia Bahas Tips Cerdas Finansial hingga Cara Gen Z Atasi Luka Batin