Mengelola Stres ala Sufi: Menemukan Kedamaian di Tengah Derasnya Hidup Modern
- Viva
Surabaya, VIVA Jatim – Di tengah rutinitas yang kian padat, tekanan pekerjaan yang menumpuk, dan kecemasan akan masa depan, stres menjadi bagian tak terelakkan dalam hidup modern. Namun jauh sebelum istilah “mental health” menjadi tren global, para sufi telah lebih dulu menawarkan jalan sunyi yang menentramkan jiwa. Jalan yang tak bising oleh tuntutan duniawi, namun penuh dengan makna spiritual: thariqah menuju kedamaian batin.
Sufi dan Konsep Ketenangan Batin
Dalam tradisi tasawuf, stres bukan semata gejala medis atau psikologis. Ia dipandang sebagai panggilan jiwa untuk kembali pada Yang Maha Tenang: Allah. Sufi besar seperti Jalaluddin Rumi, Al-Ghazali, dan Abdul Qadir al-Jailani melihat kegelisahan sebagai hijab (tirai) yang menghalangi cahaya ketuhanan masuk ke dalam hati.
“Jangan bersedih, karena Allah beserta kita” (QS. At-Taubah: 40), menjadi prinsip dasar para sufi dalam menghadapi kegelisahan hidup.
Langkah-Langkah Sufi Mengelola Stres
1. Dzikir: Menjernihkan Hati Lewat Nama-Nya
Sufi meyakini bahwa hati yang terus berdzikir adalah hati yang tenang. Lafal Allah, La ilaha illallah, atau Subhanallah diulang pelan hingga menjadi irama batin. Studi modern (misalnya dari Benson & Klipper, The Relaxation Response, 1975) menunjukkan bahwa pengulangan kata religius dengan penuh kesadaran dapat menurunkan tekanan darah dan hormon stres.