Mengandung Mikroplastik, Ini Bahaya Air Minum dalam Kemasan untuk Kesehatan
- Istimewa
"Akumulasi terjadi kalau tubuh tidak mengeluarkan partikel asing secara alami lewat ekskresi,” kata Budiawan.
Ahli nutrisi Alumni FKUI Tan Shot Yen, juga mengatakan, semakin kecil partikel mikroplastiknya, semakin mudah dan semakin banyak diserap sel. Tan merunjuk salah satu penelitian dari Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat tentang dampak partikel itu terhadap plankton di perairan bebas yang telah tercemar.
"Dampak terberatnya adalah gangguan pertumbuhan dan reproduksi. Tentu saja, jika mencetuskan radikal bebas, risiko kanker tidak bisa ditepis,” kata Tan.
Di luar botol plastik, riset terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP), Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, bekerja sama dengan lembaga FMCG Insights menunjukkan, air minum dalam kemasan (AMDK) gelas plastik ternyata juga paling banyak terkontaminasi mikroplastik.
Penelitian ini dilakukan terhadap beberapa merek AMDK dalam berbagai bentuk kemasan, yaitu botol, galon, dan gelas. Dari tiap-tiap merek dan kemasan diambil sampel empat buah. Hasil penelitian ini kemudian mendapati bahwa hanya ada lima dari total 48 sampel yang tidak terkontaminasi oleh mikroplastik.
"Dengan kata lain, ada 89,6 persen sampel AMDK yang terkontaminasi mikroplastik,” kata Khusnul Yaqin, salah satu peneliti utama yang bersama timnya melakukan penelitian dan pengambilan sampel di Makassar, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian timnya, ia mengatakan, mikroplastik yang ditemukan di dalam AMDK bisa juga berasal dari sumber air bakunya atau mikroplastik yang ada di udara pada saat proses pengemasan AMDK.