Berita Diskriminasi Memicu Tindakan Persekusi Masyarakat

Koordinator Cek Fakta dan Sekjen AJI, Ika Ningtyas
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Ika menambahkan hasil produk jurnalistik itu mendorong mahasiswa untuk melakukan pengusiran terhadap Pengungsi Rohingya. Bahkan banyak perempuan dan anak-anak yang perlu mendapatkan perlindungan dari sisi kemanusiaan.

AJI Kediri Bekali Puluhan Jurnalis Training Meliput Isu Pemilu

"Artinya ada legitimasi publik yang sebelumnya tidak tahu bahwa ini hoax atau tidak setelah dilegitimasi karena ditulis oleh media. Oh berarti apapun yang ditulis oleh media dianggap benar M, akhirnya timbul ujaran kebencian," paparnya.

Selain studi kasus Rohingya, Ika juga mencontohkan seperti Agama Kristen, Cina maupun Ahmadiyah. Isu tersebut digunakan untuk kepentingan, jika media tidak sadar ada bentuk-bentuk politik identitas, justru amplifikasi politik identitas.

Dalam Pertemuan KTT BRICS Jokowi Tekankan Seluruh Negara Berkembang Bersatu Perjuangkan Haknya

Alhasil, akan memperkuat stigma diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Ika berharap bagaimana seharusnya media mengadvokasi bahwa ada pelanggaran serius di sini yang seharusnya jadi tanggung jawab negara.

Perempuan yang juga sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) meminta media harus mempromosikan keberagaman. Bahwa konteks Indonesia memiliki penganut tidak hanya Muslim Sunni.

Tangkal Berita Hoaks Pemilu 2024, AJI Kediri Dorong Pentingnya Literasi

Melainkan Indonesia juga memiliki keragaman agama, termasuk agama-agama lokal. Seharusnya menurut Ika menjadi semangat media bukan dengan memperkuat perbedaan-perbedaan yang ada.

"Bagaimana kita merayakan perbedaan itu untuk Indonesia yang semakin beragam. Kita memantik inovasi memantik kerjasama gotong royong dan sebagainya," tandasnya.