Berita Diskriminasi Memicu Tindakan Persekusi Masyarakat
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Ika menambahkan hasil produk jurnalistik itu mendorong mahasiswa untuk melakukan pengusiran terhadap Pengungsi Rohingya. Bahkan banyak perempuan dan anak-anak yang perlu mendapatkan perlindungan dari sisi kemanusiaan.
"Artinya ada legitimasi publik yang sebelumnya tidak tahu bahwa ini hoax atau tidak setelah dilegitimasi karena ditulis oleh media. Oh berarti apapun yang ditulis oleh media dianggap benar M, akhirnya timbul ujaran kebencian," paparnya.
Selain studi kasus Rohingya, Ika juga mencontohkan seperti Agama Kristen, Cina maupun Ahmadiyah. Isu tersebut digunakan untuk kepentingan, jika media tidak sadar ada bentuk-bentuk politik identitas, justru amplifikasi politik identitas.
Alhasil, akan memperkuat stigma diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Ika berharap bagaimana seharusnya media mengadvokasi bahwa ada pelanggaran serius di sini yang seharusnya jadi tanggung jawab negara.
Perempuan yang juga sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) meminta media harus mempromosikan keberagaman. Bahwa konteks Indonesia memiliki penganut tidak hanya Muslim Sunni.
Melainkan Indonesia juga memiliki keragaman agama, termasuk agama-agama lokal. Seharusnya menurut Ika menjadi semangat media bukan dengan memperkuat perbedaan-perbedaan yang ada.
"Bagaimana kita merayakan perbedaan itu untuk Indonesia yang semakin beragam. Kita memantik inovasi memantik kerjasama gotong royong dan sebagainya," tandasnya.