BMKG Bangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Non Seismik, Begini Harapannya

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Diterangkan Dwikorita, sistem peringatan dini tsunami yang ada umumnya hanya ditujukan untuk tsunami megathrust yang sebelumnya didahului oleh gempa bumi besar. Indonesia sendiri pernah merasakan dua kali tsunami yang justru bukan disebabkan gempa bumi, yaitu tsunami Palu yang terjadi pada bulan September 2018 disebabkan oleh longsor laut yang dipicu oleh gempabumi. Dan, tsunami Selat Sunda yang terjadi pada bulan Desember 2018 yang dipicu aktivitas gunung berapi yang mengakibatkan longsor laut dan akhirnya membangkitkan Tsunami.

BMKG: Mayoritas Wilayah Jatim Alami Hujan Lebat Selama Periode Mudik Lebaran 2024

“Maka dari itu, ketidakmampuan sistem peringatan dini tsunami dalam memberikan informasi yang cepat terhadap tsunami yang dipicu aktivitas non-seismik harus menjadi perhatian utama negara-negara di dunia,” tuturnya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati

Photo :
  • Nur Faishal/Viva Jatim
Gempa Bumi 7,4 SR yang Melanda Taiwan Berpotensi Tsunami, Berdampak ke Indonesia?

Sementara itu, dalam pertemuan tersebut, Dwikorita juga menyampaikan laporan progress penguatan sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami di Samudra Hindia diantaranya adalah telah terbangunnya Multi-Hazard Platform, serta diakuinya 12 komunitas di Samudera Hindia sebagai UNESCO-IOC Tsunami Ready Community, serta  terbangunnya Sistem Peringatan Dini untuk infrastruktur kritikal di Yogyakarta Internasional Airport dan Ngurah Rai Airport.

Disampaikan pula keberhasilan Indonesia dalam mengusulkan International Standards untuk Community-based Tsunami Early Warning System (ISO Nomor 22328-3). ISO tersebut menjadi sarana untuk mendorong keterlibatan pihak swasta untuk menerapkan sistem peringatan dini tsunami di wilayah bisnisnya.

Sesar Muria Diduga Jadi Sebab Gempa Bumi Tuban, Apa Itu?

Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan Dwikorita untuk mempromosikan 2nd UNESCO-IOC International Tsunami Symposium yang akan diselenggarakan di Banda Aceh pada Bulan November mendatang, dalam rangka memperingati 2 decades Indian Ocean Tsunami 2004.

Setidaknya 1000 peserta dari kalangan saintis, komunitas, dan para penggiat bencana baik nasional maupun internasional, diharapkan hadir dalam simposium tersebut. Beberapa event lain akan juga dilaksanakan untuk meramaikan simposium, diantaranya eksebisi, kompetisi video dan gambar, serta pengukuhan Tsunami Ready. 

Halaman Selanjutnya
img_title