Paul, Pria Inspiratif yang Hidup dalam Paru-paru Besi itu Telah Meninggal Dunia

Paul Alexander, pria dalam paru-paru besi meninggal dunia
Sumber :
  • Viva.co.id

Surabaya, VIVA JatimPaul Alexander, adalah seorang pria inspiratif yang menderita penyakit polio. Ia pun dikenal dengan sebutan 'pria dalam paru-paru besi'. Sayangnya, Paul harus menemui ajalnya di usia 78 tahun. 

Tokoh Pers Nasional, Prof Salim Said Meninggal Dunia

Penyakit polio yang diderita sejak 1952 tepat saat berusia 6 tahun membuat Paul mengalami lumpuh di sekujur tubuhnya. Mulai dari leher hingga ke telapak kaki. 

Penyakit ini juga membuatnya tidak bisa bernapas secara mandiri, sehingga dokter menempatkannya dalam silinder logam, tempat di mana ia menghabiskan waktu seumur hidupnya.

Viral, Dosen IAIN Meninggal saat Mengimami Solat Subuh di Masjid

Namun demikian, segala keterbatasan itu tidak lantas membuat Paul patah semangat. Ia mampu membuktikan bahwa dirinya bisa hidup layak seperti orang pada umumnya. Bahkan berhasil meraih gelar sarjana hukum dan praktik hukum hingga menerbitkan memoar, sebuah pencapaian tertinggi dalam hidupnya. 

"Paul Alexander, Pria di Paru-Paru Besi meninggal dunia kemarin," ungkap salah satu unggahan yang melansir BBC News, Kamis 14 Maret 2024.

Polisi Tangkap 6 Pelaku Tawuran Maut di Surabaya, 2 Diantaranya Masih Anak-anak

"Saat ini Paul kuliah, menjadi pengacara, dan penulis terbitan. Paul adalah panutan yang luar biasa," sambungnya.

Saudaranya yang bernama Philip Alexander, mengingat Paul sebagai orang yang ramah dan hangat, dengan senyum lebar yang langsung membuat orang merasa nyaman.

"Dia hanyalah saudara biasa bagi saya. Kami bertengkar, kami bermain, kami mencintai, kami berpesta, kami pergi ke konser bersama - dia hanyalah saudara biasa, saya tidak pernah memikirkannya," katanya kepada BBC.

Philip mengatakan dia mengagumi betapa mandirinya Paul semasa hidup, bahkan ketika dia menderita penyakit yang membuatnya tidak bisa melakukan tugas sehari-hari seperti makan hingga mandi.

"Dia adalah penguasa wilayahnya, membantu orang untuk membantunya," tambah Philip.

Kesehatan Paul memburuk dalam beberapa minggu terakhir membuat para saudaranya datang berkumpul untuk sekedar menghabiskan es krim bersama Paul.

Sebagai informasi, pada tahun 1952, ketika Paul jatuh sakit, dokter di kampung halamannya di Dallas, mengoperasinya, menyelamatkan nyawanya. Namun karena polio, tubuhnya tidak lagi mampu bernapas sendiri.

Solusi masalah itu adalah dengan menempatkannya di paru-paru besi, yakni sebuah silinder logam yang membungkus tubuh Paul hingga lehernya.

Paru-paru, yang disebutnya "kuda besi tua", memungkinkan Paul untuk bernapas. Bellow menyedot udara keluar dari silinder, memaksa paru-parunya mengembang dan menghirup udara. Ketika udara dimasukkan kembali, proses sebaliknya yang sama membuat paru-parunya mengempis.

Setelah bertahun-tahun, Paul Alexander akhirnya belajar bernapas sendiri sehingga ia mampu meninggalkan paru-parunya untuk waktu yang singkat.

Seperti kebanyakan penyintas polio yang ditempatkan di paru-paru besi, ia diperkirakan tidak akan bertahan lama. Tapi Paul bisa hidup selama beberapa dekade, lama setelah penemuan vaksin polio pada tahun 1950an berhasil memberantas penyakit tersebut di negara-negara Barat.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Paul Alexander, Pria dalam Paru-paru Besi Meninggal Dunia