IPM Jatim 2022 Naik 0,61 poin, Khofifah: Kebangkitan Berbagai Sektor
- Humas Pemprov Jatim
Jatim – Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendorong pembangunan manusia di Jawa Timur menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal itu ditunjukkan dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur tahun 2022.
Berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Jatim Tahun 2022 sebesar 72,75 atau mengalami kenaikan 0,61 poin (0,85 persen) dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh semua indikator pembentukan IPM Jatim, baik indeks kesehatan, pendidikan maupun pengeluaran per kapita pertahun yang disesuaikan.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) menjadi 71,74 tahun yang lebih lama 0,36 tahun dibanding tahun sebelumnya, yaitu 71,38 tahun.
Selanjutnya untuk indikator pendidikan, Harapan Laman Sekolah (HLS) tahun 2022 tercatat sebesar 13,37 tahun, lebih tinggi 0,01 tahun dibanding sebelumnya yaitu 13,36 tahun. Sementara Rata-rata Lama Sekolah tahun 2022 mencapai 8,03 tahun, atau meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar 7,88.
Sementara indikator Pengeluaran per Kapita riil yang disesuaikan pada tahun 2022 mencapai Rp11.992.000,- atau meningkat dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11.707.000,-.
Gubernur jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut baik terhadap peningkatan IPM Jatim tahun ini Menurutnya, hal ini menjadi gambaran terus bangkitnya berbagai sektor pasca pandemi Covid-19 dua tahun ini.
“Alhamdulillah meskipun pandemi covid-19 masih melanda, tapi meningkatnya IPM Jatim ini menjadi penguat Optimisme Jatim Bangkit. Optimisme ini menjadi kekuatan dan semangat kita semua insya Allah kita bisa bangkit lebih kuat lagi ke depan,” katanya di gedung negara Grahadi, Jumat, 18 November 2022.
Menurutnya, Pemprov Jatim terus berkomitmen meningkatkan IPM secara luas. Baik di sektor pendidikan, kesehatan, pendapatan perkapita, usia harapan hidup, hingga mengurangi angka kemiskinan.
“Tentunya ini semua kita lakukan untuk mendorong Jawa Timur menjadi provinsi yang berkemajuan, berdaya saing, unggul, dan yang paling utama adalah kesejahteraan masyarakat meningkat,” katanya.
Lebih lanjut menurutnya, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.
“IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya,” katanya.
“Untuk itu, peningkatan IPM Jatim ini menjadi salah satu gambaran keberhasilan proses pembangunan di Jatim. Dan tentunya ini merupakan sinergi dan kolaborasi berbagai pihak termasuk elemen strategis yang ada di Jatim khususnya para bupati/ walikota,” imbuhnya.
Selain angka IPM Provinsi Jatim meningkat, jumlah kabupaten/kota di Jatim yang status pembangunan manusianya tergolong tinggi semakin bertambah yakni sebanyak 22 kabupaten/kota. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu sebanyak 21 kabupaten/kota.
Tiga kabupaten/kota di Jatim dengan status pembangunan manusia sangat tinggi yaitu Kota Surabaya (82,74), Kota Malang (82,71), dan Kota Madiun (82,01). Selanjutnya, tiga kabupaten/kota dengan progres pembangunan manusia paling cepat yakni Banyuwangi (1,34 persen), Nganjuk (1,333 persen), dan Lumajang (1,331 persen).
Sedangkan tiga kabupaten/kota yang memerlukan perhatian dan dukungan dalam pembangunan manusianya adalah Lumajang (66,95), Bangkalan (65,05), dan Sampang (63,39).