Gagasan Forum Ulama Perempuan Madura yang akan Dibawa ke KUPI

Perwakilan Forum Ulama Perempuan Madura bersama Bupati Pamekasan
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

Jatim – Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) akan digelar mulai Kamis hingga Sabtu, 24-26 November 2022 mendatang. Bertempat di Pondok Pesantren Hasyim Asyari, Jepara dan UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Pada kegiatan ini, Forum Ulama Perempuan Madura  akan terlibat sebagai peserta.

Sebanyak 50 perempuan dari perwakilan pesantren dan tokoh di Madura akan berangkat pada Kamis malam, 23 November 2022 dengan difasilitasi satu armada bus dari Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Kehadiran mereka dalam acara tersebut juga membawa sejumlah gagasan mengenai orientasi dan sikap ulama perempuan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Ketua Forum Ulama Perempuan Madura, Raudhatun mengatakan pihaknya bersama puluhan ulama perempuan lainnya akan membawa sejumlah gagasan tentang paradigma pengetahuan dan gerakan transformatif KUPI. Termasuk pandangan dan sikap keberagamaan mengenai isu-isu actual yang didasarkan pada prinsip ajaran Islam Rahmatan lil Alamin dan Akhlakul Karimah.

“Sehingga pasca KUPI nanti bisa kita tindaklanjuti terkait sikap dan orientasi Forum Ulama Perempuan Madura ke depan seperti apa,” kata Raudlatun kepada Viva Jatim, Selasa 22 November 2022.

Dirinya juga menyebutkan bahwa Forum Ulama Perempuan Madura juga akan membawa gagasan tentang rencana pembukuan jejak digital para ulama perempuan Madura yang visioner dan inspiratif. Sehingga bisa menginspirasi banyak kalangan dalam membawa perubahan di setiap komunitas, lembaga pendidikan maupun pesantrennya masing-masing.

Salah satu kasus yang akan dibahas dalam KUPI adalah kawin paksa yang masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di Madura. Terkait hal ini Forum Ulama Perempuan Madura juga telah menyiapkan sejumlah gagasan untuk menyikapi dan memberikan solusi. Sehingga bilamana nanti mendapatkan legalitas maupun fatwa melalui forum kongres tersebut, bisa segera ditindaklanjuti dan disebarluaskan di Madura.

“Tentunya di KUPI nanti akan ada pembahasan soal kawin paksa. Bila sudah ada kesepakatan yang mengerucut pada lahirnya sebuah fatwa dari KUPI tentang sikap dan solusi yang ditawarkan, kita (Forum Ulama Perempuan Madura) bisa menindaklanjuti dan menyebarluaskan di Madura,” tambahnya.

Adapun tema yang diusung pada gelaran Kongres Ulama Perempuan Indonesia kali ini yaitu ‘Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan’. Diselenggarakan secara kolaboratif oleh lima lembaga, diantaranya: Rahiman, Fahmina, Alimat, AMAN Indonesia dan Gusdurian

Koordinator Jatim Bantah Kabar Gusdurian Merapat ke Ganjar-Mahfud