Munas Pesantren PTKIN se-Indonesia Usung Spirit Moderasi Islam

Munas Mudir Ma'had dan Rihlah Ilmiah PTKIN se-Indonesia
Sumber :
  • Nur Faisal/Viva Jatim

Jatim – Musyawarah Nasional Mudir Ma'had dan Rihlah Ilmiah tahun 2022 yang digelar Mahad al-Jamiah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya mengusung spirit moderasi Islam. Kegiatan yang melibatkan pengelola pesantren Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia ini nantinya juga akan mendeklarasikan pengarustumaan moderasi Islam di sesi akhir acara.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 39 pengelola pesantren PTKIN se-Indonesia. Dengan rincian Mudir dan Pengelola berjumlah 84 orang, serta 74 mahasiswa yang mengikuti Rihlah Ilmiah. Berlangsung di Hotel Swiss Bell In dan Greensa In pada Senin hingga Rabu, 21-23 November 2022.

Wakil Rektor III UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag mengatakan bahwa Musyawarah Nasional Mudir dan Rihlah Ilmiah tahun 2022 ini bertajuk ‘Peran Mahad al-Jamiah dalam Pengarusutamaan Moderasi Islam di Indonesia’. Sebagai langkah konkretnya, nantinya seluruh pengelola pesantren PTKIN se-Indonesia bakal mendeklarasian moderasi Islam.

“Maka melalui forum ini akan diadakan Deklarasi Moderasi Islam oleh para pengelola pesantren kampus pada pertemuan akhir ini. Hal itu sebagai bentuk ajakan kepada publik untuk istiqamah menjadikan Moderasi Islam sebagai paradigma dalam memahami Islam. Agar Islam Rahmatan lil ‘Alamin benar-benar terwujud dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya pada saat membuka Munas.

Selain mengusung spirit moderasi Islam, forum para pengelola pesantren kampus itu juga akan merumuskan naskah-naskah rekomendasi yang berkaitan dengan pengembangan pesantren kampus di masing-masing PTKIN ke depannya.

“Ini (naskah-naskah rekomendasi) akan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) dan Pimpinan Kampus Seluruh Indonesia,” tambah Prof Hamdi.

Sebagai informasi, Munas Mudir dan Rihlah Ilmiah ini merupakan ajang silaturahim tahunan. Dalam rangka membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan Ma’had al-Jami’ah atau kampus di PTKIN se-Indonesia.

“Pasalnya, perlu diketahui, sampai hari ini keberadaan Ma’had al-Jami’ah belum memiliki pola yang sama dari setiap kampus. Walaupun semua kampus sepakat kaitan urgensi keberadaan Ma’had al-Jami’ah dalam membantu mewujudkan visi dan misi kampus masing-masing, khususnya dalam pembentukan karakter mahasiswa yang berakhlakul karimah,” ungkapnya.

Forum ini juga menjadi ajang lomba antar mahasantri—sebutan bagi mahasiswa yang tinggal di asrama Ma’had al-Jami’ah. Adapun jenis perlombaan yang digelar antara lain: Lomba Karya Tulis Ilmiah Pesantren (LTKIP), Musabaqah Hifdhil Qur’an (MHQ), dan Musabaqah Qiraatil Kitab (MQK). Lomba ini, sekaligus menjadi sarana motivasi bagi mahasantri untuk senantiasa mengembangkan potensi mereka dalam berbagai bidang di Ma’had al-Jami’ah, terlebih yang berkaitan dengan akademik.

“Akhir acara, akan diadakan city tour dalam rangka menambah keakraban, sekaligus mengenalkan tempat-tempat wisata di kota Pahlawan Surabaya,” pungkas Prof Hamdi.

Menang Lawan PSM Makassar, Arema FC Semakin Jauh Dari Zona Degradasi