Polres Lamongan Ungkap Siswi SD Meninggal dengan Pankreas Luka bukan karena Dibully
- Viva Jatim/Imron Saputra
Lamongan, VIVA Jatim – Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Lamongan (Polres) Lamongan, Inspektur Polisi Dua Andi Nur Cahya, mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi, siswi SDN Karanggeneng yang meninggal dengan pankreas robek setelah terjatuh bukan karena dibully atau dirundung temannya, ETD.
Hal itu diketahui berdasarkan keterangan yang diperoleh dari sembilan saksi yang dimintai keterangan, termasuk ETD selaku terlapor. “Kesaksian ini juga diperkuat oleh keterangan para saksi anak yang berada di TKP,” kata Ipda Andi kepada wartawan, Sabtu, 4 Mei 2024.
Dia mengungkapkan, saat kejadian, terlapor dan korban sama-sama bergurau. Keduanya saling membenturkan bahu mereka masing-masing secara bergantian. Korban juga sempat menarik jilbab terlapor hingga hampir terjatuh.
Korban, lanjut Andi, kemudian berjalan dengan cepat dan dikejar oleh terlapor. Nah, pada saat akan menepuk bahu korban, ternyata korban kehilangan keseimbangan dan terpeleset di lantai cor dengan posisi tengkurap.
Korban kemudian dibawa ke pusat kesehatan masyarakat setempat. “ [korban] ditolong oleh ETD [terlapor] bersama dengan wali kelasnya,” ujar Andi.
"Tidak ada bullying atau perundungan. Dalam keterangan juga diperoleh jika korban dan terlapor ini awalnya bergurau dan juga sudah ada itikad baik, orang tua terlapor juga sudah menyantuni korban dari mulai korban masih sakit hingga meninggal dunia," tandas Andi.
Sebelumnya, kuasa hukum korban, Febri, mengungkapkan bahwa korban mengalami perundungan saat upacara bendera di sekolahnya pada Senin, 19 Februari 2024. Korban didorong oleh salah satu temannya saat berlari hingga terjatuh dan mengenai pecahan keramik.