Merajut Asa Janda dari Panen Padi Lewat Pupuk Urea
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
"Cari di luar desa mahal. Kalau di desa sendiri dibatasi," sambungnya.
Marwiyah selain mengurusi sawah juga memiliki 3 ekor kambing ini menjelaskan hasil panen sawah dari sawah kalau pas pertama tanam sekitar 10 karung atau sekitar 4,5 kuintal. Sedangkan kalau masa tanam padi kedua, haya 6 karung.
"Hasil panen 6,5 (karung) kalau tahun ini. Kalau makan saja bIsa jadi 6 bulan. Ini beras mulai mahal mas," tandasnya.
Karanganom berada di wilayah Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek merujuk data Pemerintah Desa, jumlah penduduk sekitar 2450 jiwa dengan luas 3,5 km persegi. Hampir sekitar 60 persen lahan persawahan, praktis sebagian besar penduduk sebagai petani, menggantungkan pada hasil panen.
Lain Marwiyah, lain lagi Komsiyah (49) yang juga masih satu desa. Satu kali panen pertama di musim penghujan mampu menghasilkan sekitar 24 karung atau kurang lebih 1 ton. Menggunakan pupuk produk Petrokimia Gresik menjadi sebuah keharusan setiap kali tanam padi.
Pupuk yang ia gunakan juga Pupuk Urea dan Pupuk Phonska, sebab lumayan untuk membantu pertumbuhan. Kendati cukup siginifikan, ia menyatakan cara mendapatkan pupuk terbilang susah. Mulai harus menunjukkan KTP dan di desanya dibatasi.
"Cukup susah, harus cari diluar desa. Itupun harganya mahal, Rp 150 ribu per karung," papar Komsiyah.