PLN Jatim Tegaskan Komitmen Menuju Net Zero Emission 2060

Agus Setiono saat memberikan paparan di hadapan peserta seminar.
Sumber :
  • Viva Jatim/M Dofir

Surabaya, VIVA JatimPerusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi (PLN UID) Jawa Timur menegaskan kembali komitmennya mereduksi emisi gas rumah kaca dalam mencapai Net Zero Emission atau NZE pada tahun 2060.

Tegang dan Bahagia Kala Ratusan Anak-anak di Jawa Timur Ikut Khitanan Massal

Komitmen ini disampaikan Senior Manager Perencanaan PLN Jatim, Agus Setiono, saat memberikan paparan dalam seminar bertema Paradoks Dekarbonisasi : Peluang dan Tantangan di Universitas Airlangga Surabaya.

Di hadapan akedemisi, asosiasi pengusaha, pelaku industri, hingga komunitas Energi Baru Terbarukan, Agus Setiono menjelaskan, jika sejak tahun 2021, PLN telah berkomitmen mencapai NZE di tahun 2060 dengan berbagai upaya peralihan pembangkit ber-emisi karbon ke pembangkit energi hijau melalui rencana jangka pendek hingga jangka panjang serta mengembangkan ekosistem teknologi baru

PLN Minta Masyarakat Tak Ragu Beli Kendaraan Listrik: Infrastrukturnya Siap

"PLN berinisiatif menetapkan RUPTL paling hijau, menekankan upaya dekarbonisasi pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil dan pengembangan EBT. Kami juga berkomitmen untuk mendukung transformasi sektor transportasi dari ketergantungan pada bahan bakar fosil menuju kendaraan listrik," terang Agus, Senin, 1 Juli 2024.

Di Jawa Timur, PLN dikatakannya, telah membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengakselerasi transisi energi. Upaya yang dilakukan antara lain dengan menggunakan pembangkit baru terbarukan seperti PLTA, PLTM, PLTS hingga PLTSa.

Elektrifikasi Sektor Pertanian di Jawa Timur Tekan Biaya Operasional Petani

Sebaran pembangkit EBT di Jawa Timur terdapat sampai dengan saat ini berjumlah 10 site plant utama, termasuk kepulauan isolated dengan kapasitas total 46,02 MW yang terdiri dari PLTA/M sebesar 34,02 MW, PLTSa 10,65 MW dan PLTS 1,35 MW. Rencana pengembangan dan penambahan kapasitas EBT di beberapa kepulauan pun secara bertahap dilakukan hingga 2027.

Agus mengaku, upayanya dalam menuju NZE bukan berarti tanpa hambatan. Ia menyebut, mulai dari persoalan TKDN, suplai and demand, teknologi, pendanaan hingga eksekusi sering di hadapi.

Halaman Selanjutnya
img_title