Urai Masalah Sampah di Banyuwangi, Makmulah: Harus Dimulai dari Hulu

Anggota DPRD Jawa Timur, Makmulah Harun
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

Jatim – Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB Makmulah Harun prihatin dengan penanganan sampah di Kabupaten Banyuwangi yang hingga saat ini masih belum menemukan titik temu. 

KPU Kota Mojokerto Tetapkan 25 Anggota DPRD Terpilih, 13 Wajah Baru

Akibat ketidakjelasan pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), banyak pos-pos sampah yang mengalami penumpukan. 

"Pos pos sampah mengerikan tumpukannya, baik di tingkat RT dilokasi tertuntu," kata Makmulah kepada Viva Jatim, Selasa, 6 Desember 2022.

Sah! Berikut Daftar 50 Nama Caleg Terpilih DPRD Mojokerto 2024-2029

Ia katakan, sebetulnya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dikabarkan sudah memberikan alternatif. Namun hingga kini masih belum jelas keberadaannya. Oleh karena itu, permasalah sampah masih menjadi problem yang kompleks.

“Saya sebagai masyarakat Banyuwangi turut prihatin terkait permasalahan sampah dan tentunya ini menjadi tangung jawab kita semua untuk memberikan solusi permasalahan yang terjadi,” katanya. 

PKB Buka Pintu untuk Eri Cahyadi di Pilwali Surabaya, Minus Kader Potensial?

Politisi asal Banyuwangi ini mencoba menggali permasalahan sampah di lingkungannya. Ia mengusulkan, problem ini sebetulnya dapat dipecahkan jika dilakukan dari hulu ke hilir perihal produksi sampah.  

Kebanyakan produksi sampah dihasilkan dari limbah rumah tangga, dimana limbah itu tidak melulu harus dibuang menjadi sampah, namun dapat dimanfaatkan dan dikelola kembali. 

"Kita menggali masalah dari tingkat hulu. Ini akibat karakter masyarakat yang masih belum menyadari bahwa sampah itu bisa diolah. Bahwa sampah itu ada manfaatnya, bahwa sampah itu ada komoditinya," tutur 

Ketua PC Muslimat NU Banyuwangi ini menambahkan, kesadaran masyarakat akan peluang komoditi bekas sampah ini yang seharusnya Pemkab membidik dan menumbuhkan di tengah masyarakat Banyuwangi, sehingga dapat mengurangi produksi sampah setiap hari. 

"Bagaimana misalnya Pemkab Banyuwangi itu ada kebijakan anggaran, untuk mengadakan pelatihan pembinaan pendampingan untuk masyarakat ini step by step," kata Makmulah. 

Membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah ini memang tidak mudah. Namun Makmulah yakin, dengan diawali dengan langkah kecil namun konsisten akhirnya dapat mengubah pola pikir positif hingga skala mayoritas.

"Merubah karakter ini memang berat, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang terus kapan lagi. Saya yakin bisa asal ada anggaran dari pemkab untuk menunjuk bekerjasama dengan lembaga tertentu yanh profesional untuk melakukan sosialisasi, pelatihan dan pendapingan. Sehingga maidsaid masyarakat dapat berubah," ujarnya.