Nelayan Madura Menjerit karena BBM Naik, Ungkap Legislator Demokrat
- A Toriq A/Viva Jatim
Jatim – Anggota Fraksi Demokrat DPRD Jatim Zaenal Abidin mengatakan masyarakat kepulauan di Madura yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan kini tidak lagi mampu beraktivitas di laut karena kesulitan mendapatkan solar, terlebih sejak ada kenaikan harga BBM oleh pemerintah.
"Dampak keputusan kenaikan BBM itu berimbas kelangkaan solar terlebih bagi masyarakat kepulauan. Harus dipikirkan pemerintah bagaimana mengatasinya," kata Zaenal kepada wartawan pada Senin, 5 September 2022.
Legislator Dapil Madura itu menuturkan, kenaikan harga BBM sebetulnya tidak terlalu berdampak pada aktivitas usaha trip penangkapan dan jumlah tangkapan. Tetapi berdampak pada harga jual ikan yang rata-rata naik 13 persen. Itu terjadi karena bengkaknya biaya operasional rata-rata naik 27.51 persen dan proporsi BBM terhadap total biaya rata-rata naik 4.99 persen.
"Kenaikan harga BBM berdampak terhadap ekonomi rumah tangga yang mengalami peningkatan pengeluaran 12.37 persen. Sedangkan pendapatan rumah tangga juga mengalami penurunan 15.23 persen, bagi masyarakat di kepulauan," jelas Zaenal.
Anggota Komisi E DPRD Jatim itu memberi contoh kesulitan masyarakat kepulauan di Madura, salah satunya di Kangean. Para nelayan di Pulau Kangean, lanjutnya, saat ini kesulitan. Selain tidak mendapatkan BBM untuk keperluan melaut, juga diiringi dengan kenaikan sejumlah harga sembako
"Kehidupan warga Kepulauan Kangean benar-benar susah. Pendapatan tidak ada malah harga sembako naik dan tentunya kemiskinan akan tinggi," tandas Zaenal.
Ia berharap pemerintah juga harusnya merubah regulasinya dalam memberikan pembatasan pembelian BBM solar bagi nelayan.