PDIP Usung Risma di Pilgub Jatim, Kemungkinan Besar tanpa PKB
- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Jatim – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal mengusung kadernya sendiri, Tri Rismaharini atau Risma, untuk maju sebagai bakal calon gubernur di Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim). Kemungkinan besar PDIP mengusung calon tanpa berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Kalau [Pilgub] Jawa Timur [PDIP tunjuk] Risma, Insya Allah confirmed,” kata Ketua DPD PDIP Jatim M Said Abdullah kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024.
Lantas siapa calon wakil gubernur yang akan mendampingi Risma? Ketua DPP PDIP itu enggan menjelaskan rinci. Ada kabar Risma akan dipasangkan dengan kader PDIP sendiri pula, yakni mantan Wali Kota Malang, Sutiaji. Namun, itu belum terkonfirmasi.
“Wakilnya masih dalam proses pembicaraan untuk sampai pada tahap menjadi cawagub mendampingi Mbak Risma,” tandas Said.
Sebelumnya, Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari mengatakan bahwa Partai Banteng memiliki dua opsi setelah memutuskan tidak akan mendukung Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak (Khofifah-Emil). Yaitu mengusung calon sendiri atau berkoalisi dengan PKB. Opsi kedua adalah yang utama.
Namun, sampai sampai sekarang sepertinya PKB masih adem-ayem. Belum diterima informasi apakah PKB akan mengusun paslon sendiri juga atau bergabung dengan PDIP. Informasi diperoleh, kesekapatan soal koalisi antara dua partai besar itu alot dan belum menemukan titik temu disebabkan perbedaan pandangan soal posisi calon gubernur.
Sejauh ini, baru paslon petahanan Khofifah-Emil yang sudah siap untuk maju di Pilgub Jatim. rencananya, keduanya akan mendaftar ke KPU Jatim pada Rabu, 28 Agustus 2024. Paslon inkumben ini didukung banyak partai politik di luar PDIP dan PKB. Khofifah-Emil juga didukung beberapa partai nonparlemen.
Menurut pakar politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya M Syaeful Bahar, andai PDIP berkoalisi dengan PKB, pertarungan sengit akan tersuguhkan di Pilgub Jatim bila PKB dan PDIP berkoalisi. Kekuatan dua partai besar dengan basis kader fanatik di Jatim itu juga akan cukup mengganggu terhadap paslon petahana, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak (Khofifah-Emil).
“Jika PKB dan PDIP berkoalisi, maka akan cukup mengganggu pada petahana. Meskipun Khofifah kader NU, namun dengan realitas hubungan PBNU dan PKB yang sedang tidak normal, maka hampir mustahil kader PKB akan mendukung Khofifah. Apalagi ketika PKB mengusung kader sendiri,” kata Bahar kepada VIVA Jatim, Selasa, 27 Agustus 2024.
Pengajar FISIP UINSA itu berpendapat, PDIP dan PKB sama-sama memiliki kader fanatik dan loyal, terutama di Jatim. Mesin dua partai itu akan berjalan maksimal apabila paslon yang diusung adalah kader mereka sendiri. Itu akan memompa semangat kader PKB dan PDIP untuk berjuang keras memenangkan kontestasi Pilgub Jatim.
“PDIP punya soliditas yang tinggi. Fanatisme kadernya sangat kuat. Mereka akan semakin solid ketika semakin ditekan. Mereka akan menemukan historitas perlawanan di tahun 90-an yang berakhir dengan tragedi Kuda Tuli,” tandas Bahar.
Begitu juga dengan PKB dengan basis kader dan simpatisannya, diakui atau tidak, dari lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). “PKB tidak jauh berbeda dengan PDIP. Kadernya cenderung fanatik dan loyal, apalagi di Jawa Timur. Mereka akan lebih senang jika mengusung kader sendiri di Pilgub Jawa Timur,” ucap Bahar.
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada Selasa, 27 Agustus 2024, dengan judul: Said Abdullah: PDIP Usung Tri Rismaharini di Pilgub Jawa Timur 2024