Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Lingkungan Jadi Atensi Sataretan Sumenep Berdaya

Temu Rutin Yayasan Sataretanan Sumenep Berdaya
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

Sumenep, VIVA Jatim – Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Sumenep cukup melimpah. Namun realitas demikian dinilai jomplang bila dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakatnya. Bahkan Sumenep menjadi Kabupaten termiskin ketiga di Jawa Timur

Tim Jatim Kalahkan Aceh 3-2 di Cabor Sepakbola PON 2024

Hal ini disampaikan Pembina Yayasan Sataretanan Sumenep Berdaya, KH Muhammad Shalahuddin A Warits, saat temu rutin bulanan di Base Camp Great Widow Community (GWC), Kota Sumenep, Selasa, 10 September 2024 kemarin.

“Catatan pemerintah tersebut nampaknya berkesesuaian di beberapa hal dalam masyarakat kita. Namun bagaimana realitas itu terjadi secara asimetris? Satu sisi SDA melimpah tetapi di sisi lain, masyarakat banyak yang miskin? Di mana sumber masalahnya?” tanya pria yang akrab disapa Ra Mamak itu mengawali pembahasan. 

Luluk Bangun Kerjasama dengan Dubes Australia, Bahas Isu Kekerasan Seksual hingga Ekonomi

Ra Mamak kemudian menegaskan bahwa Sumenep menjadi salah satu kabupaten termiskin karena dilihat dari banyaknya bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan. Bahkan jauh melampaui sebelum-sebelumnya. 

Bila pemerintah kreatif, lanjut Ra Mamak, tentu bukan jenis bansos yang digelontorkan. Melainkan mikro finansial dengan mengembangkan kelompok-kelompok usaha. Sehingga geliat perekonomian masyarakat Sumenep bisa tumbuh. 

DPRD Jatim akan Segera Sahkan APBD 2025 pada 10 November Mendatang

”Kalau pemerintah tidak kreatif, tidak mungkin ada di posisi ini,” sambung Ra Mamak. 

Ia pun meyakini bahwa perekonomian mikro bisa menjadi solusi bagi kesejahteraan masyarakat dan menekan angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep. Justru kehadiran program pembiayaan di berbagai bank bersifat kanibalistik. Sebab, modal yang semestinya digunakan untuk membangun usaha justru dibuat konsumtif. 

Halaman Selanjutnya
img_title