Masyarakat Jatim Sudah 100 Persen tidak Buang Air Besar Sembarangan

Dialog Stop SBS
Sumber :
  • Pemprov Jatim

“Dalam lima tahun ini beberapa program rutin kita laksanakan seperti Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan Penanganan Kawasan Kota Kumuh Perkotaan yang memang kita dorong untuk memastikan masyarakat memiliki infrastruktur sanitasi,” ujarnya.

IRB Jatim Konsisten Turun 36,23 Poin di Lima Tahun Terakhir

Selain itu, Adhy juga menegaskan bahwa setelah infrastruktur terwujud, yang harus dijaga ke depan adalah perilaku masyarakat. Sebab seringnya gerakan SBS terkendala perilaku kultur dan mindset masyarakat.

“Artinya diperlukan kolaborasi dan sinergi tidak hanya dalam membangun infrastruktur sanitasi yang layak, tapi juga sangat dibutuhkan komitmen dan kesadaran masyarakat untuk tidak SBS lagi ke depannya,” pungkasnya.

Transformasi Digital Sukses Dijalankan, Jatim 10 Besar Provinsi dengan SPBE Terbaik

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Asta Triyono menyampaikan sanitasi yang baik dan layak memang harus dijaga dan diwujudkan karena jika tidak demikian akan berdampak besar terhadap kesehatan.

“Selama ini kelompok penyakit keganasan, kelompok penyakit metabolik, dan kelompok penyakit infeksi. Ketiganya merupakan tiga besar penyakit yang paling banyak ditangani di rumah sakit. Dan ketiganya membutuhkan anggaran JKN yang sangat besar,” ujarnya.

Pipanisasi di Bawean, Pj Gubernur Adhy Optimistis Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Ketiganya juga berkaitan dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, upaya kuratif harus diimbangi dengan upaya preventif dan promotif sebagai pencegahan, salah satunya melalui dengan SBS.

“Begitu sanitasi dan kita bagus, SBS telah mencapai 100% diharapkan benar-benar menurunkan angka infeksi di masyarakat,” pungkasnya.