BMBPSDM Kemenag Persiapkan Langkah Inovatif Atasi Konflik di Masyarakat
- Istimewa
Jakarta, VIVA Jatim-Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kaban Suyitno mengungkapkan potensi konflik di masyarakat masih cukup besar. Karenanya langkah inovatif yang sesuai dengan perkembangan zaman akan dilakukan guna mengatasi konflik.
Menurut Kaban, potensi konflik masih mengkhawatirkan berdasarkan data dari Setara Institute yang merilis bahwa sebanyak 83 persen pelajar Indonesia berpandangan Pancasila bisa diganti. Hal ini merupakan angka yang besar apalagi mayoritas berasal dari Gen Z.
Jika dikontekskan berdasarkan riset yang dilakukan Kemenag, Indeks Kerukunan Umat Manusia (IKUB) tidak selalu tinggi. Hal tersebut menunjukkan tidak mudah mengatask persoalan kerukunan di Indonesia.
“Dari berbagai problem tersebut, maka kita perlu mengambil langkah preventif dibanding kuratif. Berbagai upaya inovasi dilakukan untuk menanamkan Moderasi Beragama, seperti gelaran Festival Film Moderasi Beragama dan Festival Musik Moderasi Beragama,” ujarnya.
Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Rakor Sekber dan Launching Grand Design Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang dibuka oleh Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar dan keynote speech Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Pratikno, Rabu, 11 Desember 2024. Hadir pula peserta dari berbagai Kementerian/lembaga yang terlibat di Sekber.
Kaban mengatakan Sekber Moderasi Beragama merupakan amanah yang lahir dari Perpres Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama. Ia mengatakan seluruh Kemenko menjadi koordinator dari Sekber tersebut.
Ia mengatakan Sekber mempunyai tugas yang tidak ringan karena mengordinasikan semua kegiatan yang berhubungan pelaporan Penguatan Moderasi Beragama di masing-masing lembaga.
"Untuk mendukung hal tersebut, beberapa waktu lalu Kemenag me-launching API-MB (Aplikasi Pemantauan Implementasi Moderasi Beragama). Melalui aplikasi ini, masing-masing K/L akan terlihat aktivitasnya dalam pelaporan MB,” katanya.
Lebih lanjut, Kaban mengatakan dalam kegiatan tersebut, menjadi momen penting untuk menunjukkan milestone dalam konteks pengelolaan konflik sebagai solusi hingga Indonesia Emas 2045.
“Berdasarkan data, terdapat masalah serius terkait Top 10 Global Risk. Dan yang paling banyak dikhawatirkan pubik adalah konflik sejata antara negara. Selain itu, yang dikhawatirkan adalah kejahatan kekerasan. Tentu saja kita berharap hal tersebut bisa dihindari,” Kaban menambahkan.
Terakhir, Kaban mengungkapkan berbagai langkah inovatif yang konstruktif dan terukur telah dilakukan BMBPSDM untuk meningkatkan daya saing SDM Kemenag.
“Kemenag melalui Pusbangkom telah menggelar MOOC yang menjadi jembatan pengembangan kompetensi ASN dengan sifat e-learning full,” pungkasnya.