Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri Bersiap Sambut Imlek dengan Bersihkan Patung-patung
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Kediri, VIVA Jatim –Perayaan Hari Raya Imlek bagi umat Tionghoa atau Konghucu semakin dekat. Klenteng Tjoe Hwie Kiong di Kota Kediri mulai bersolek dengan pernak-pernik khas Imlek hingga membersihkan patung-patung dewa-dewi yang belum dibersihkan selama setahun terakhir.
Ketua Yayasan Tri Dharma Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kota Kediri, Prayitno Sutikno, menjelaskan bahwa ritual ini dimulai pada tanggal 24 bulan ke-12 dalam kalender Imlek, yang bertepatan dengan upacara "Sembahyang Song Sen," yaitu penghormatan untuk mengantarkan dewa-dewi kembali ke langit.
"Setelah itu baru kita bersih-bersih di altar serta di rupang para dewa-dewi. Jadi memang ritual kita sebelum imlek. Kalau di rumah ada dewa dapur, kalau klenteng dewa dewi yang ada, setahun sekali bersih bersih klenteng ya hari ini," ujar Prayitno Sutikno, Kamis, 23 Januari 2025.
Prayitno memaparkan tujuan membersihkan ini yang hanya dilaksanakan setahun sekali untuk membersihkan altar dan patung-patung. Makna dari membersihkan patung adalah menyucikan diri dari segala kekotoran hati selama satu tahun.
Sementara, bagi yang memandikan altar dan patung memiliki syarat tersendiri. Yaitu harus tirakat sbelumnya dengan menghindari makan-makanan yang telah ada pantangan sendiri.
"Untuk yang membersihkan memandikan itu itu, ada beberapa syarat ada yang vegetarian.
Jadi tidak memakan daging. Pada yang paling penting lagi adalah hati, fikirannya siap dan badannya," ulasnya.
Ia menambahkan shio tahun ini adalah ular kayu. Ular adalah shio keenam dari total 12 shio yang berarti harus berhati-hati dan lebih rekasa (bersusah payah).
Sedangkan untuk tema Perayaan Imlek 2025 ini, Suyitno mengaku masih sama dengan tahun sebelumnya. Yaitu di tahun yang baru seyogianya bersama-sama tetap menjaga kebersamaan.
"Tema imlek tahun ini kita sama seperti yang lalu. Jadi untuk menghadapi tahun yang baru ini kita tetap menjaga keharmonisan dan kebersamaan," paparnya.
Setelah disucikan, baju yang dikenakan patung tersebut juga ikut dimandikan. Kemudian dipakaikan kembali ke patung-patung. Jumlah patung ada puluhan, sedangkan altar atau tempat patung ada belasan yang dibersihkan.
"Untuk altar kita ada sekitar 17. Lalu, patung atau rupang kurang lebih sekitar 50an," tandasnya.