DPR RI Dorong SIER Percepat Realisasi PSN Kawasan Industri di Ngawi

Anggota DPR RI, BHS saat berkunjung ke PT SIER
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim – Dalam agenda kunjungan ke PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono alias BHS mendorong percepatan realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) kawasan industri di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Defense Heritage Talk Series, Upaya Pemuda Katolik Lestarikan Sejarah Perjuangan Bangsa

Seiring dengan pentingnya kawasan industri untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen, BHS mendorong SIER yang merupakan anggota Holding BUMN Danareksa untuk terus memperluas cadangan lahan (land banking) guna mendukung pertumbuhan perusahaan.

“Tidak hanya di Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan, namun juga di wilayah lain. Sehingga, BHS mendorong percepatan realisasi kawasan industri Ngawi yang direncanakan memiliki luas lebih dari 1.000 hektare,” ujar legislator dari Fraksi Partai Gerindra yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur I meliputi Surabaya dan Sidoarjo.

Legislator Gerindra Desak Kemenhub Atasi Maraknya Pendangkalan Alur Pelabuhan

Menurut BHS, kawasan industri Ngawi yang bakal dikelola SIER memiliki posisi yang sangat strategis. Apalagi sudah ada calon investor asal China yang tertarik menanamkan modalnya di sektor logam nonferrous. Investor tersebut memerlukan lahan sekitar 400 hektare dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja hingga 10 ribu orang.

BHS menegaskan pentingnya percepatan realisasi kawasan industri Ngawi agar Indonesia tidak kehilangan peluang investasi ke negara kompetitor seperti Thailand atau Malaysia.

Kiat Sukses Astronacci Hadapi IHSG Anjlok, Disiplin Jadi Kunci Utama!

“Investasi dari China ini berpotensi menyerap 10 ribu tenaga kerja. Jangan sampai lepas. Kita harus bergerak cepat. Belum lagi sudah ada 10 investor lain yang juga tertarik berinvestasi di Ngawi,” tegasnya.

SIER sendiri mengajukan lahan seluas 1.090 hektare untuk pengembangan kawasan industri di Ngawi. Jika terealisasi, BHS optimistis masuknya investor asing, terutama dari China, yang saat ini terdampak ketegangan dagang dengan Amerika Serikat, akan menjadi penggerak luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pembangunan kawasan industri Ngawi sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Karena sudah berstatus PSN, saya siap membantu melakukan konsolidasi dengan kementerian terkait agar percepatan dapat segera dilakukan,” katanya.

Dalam kunjungan tersebut, BHS juga ingin memastikan kawasan industri milik negara ini berfungsi dengan baik di usianya yang telah menginjak 51 tahun.

Hal ini selaras dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Komisi VII DPR RI yang membidangi industri strategis, energi dan sumber daya mineral (ESDM), riset dan teknologi, serta lingkungan hidup dan kehutanan.

“Dengan perencanaan dan kebijakan yang tepat, kawasan industri dapat menjadi motor utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo. Pemerintah perlu mempercepat pembangunan kawasan industri berbasis hilirisasi, teknologi, dan keberlanjutan agar ekonomi Indonesia semakin kompetitif di tingkat global,” ujarnya. 

Sementara itu, Direktur Utama PT SIER Didik Prasetyono mengapresiasi dukungan luar biasa yang diberikan BHS. Menurutnya, Ngawi dipilih sebagai lokasi kawasan industri karena memenuhi empat kriteria utama, yakni harga dan status tanah yang kompetitif, ketersediaan infrastruktur, serta tarif air dan energi seperti gas yang kompetitif.

“Pengembangan lahan baru sangat penting untuk menarik Foreign Direct Investment (FDI). Ini tidak hanya mendorong pertumbuhan industri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja,” terang Didik yang juga menjabat Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia.

Didik menyebut, ketersediaan lahan merupakan kunci bagi Indonesia dalam menarik investor asing, terutama di tengah ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat. “Ketegangan tersebut menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik relokasi industri dari luar negeri, khususnya yang terdampak perang dagang,” pungkasnya.