Bupati Jember Kuatkan Sektor Informal Antisipasi Dampak Perang Dagang AS

Bupati Jember Muhammad Fawait
Sumber :
  • Istimewa

Jember, VIVA Jatim – Bupati Jember Muhammad Fawait menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi dampak buruk dari perang dagang yang diluncurkan Presiden Amerika Donald Trump. Di antarnya dengan memperkuat sektor informal seperti bantuan kepada pelaku UMKM, pasar tradisional dan pedagang kaki lima (PKL).

Pemkab Trenggalek Bantu Pendirian Kopdes Merah Putih lewat Akta Notaris

Dengan penguatan sektor informal dan kekuatan masyarakat yang besar, Gus Fawait meyakini perekonomian dalam negeri akan mengalami pertumbuhan positif meski perekonomian global sedang tidak stabil.

"Kami akan meningkatkan anggaran untuk sektor UMKM, pembinaan kepada para PKL, melijo, dan pedagang tradisional, dan sektor-sektor informal lainnya guna memperkuat sektor ekonomi daerah, sektor ekonomi domestik," kata Gus Fawait, Sabtu 5 April 2025.

Bicara Ketahanan Pangan, Presiden Prabowo Subianto Mendapat Kunjungan Dubes Tiongkok

Ia menceritakan, saat agenda retret kepala daerah di Magelang, Presiden Prabowo Subianto memang sudah memprediksi ikhwal perang dagang ini. Langkah antisipasipun memang sudah dipersiapkan, salah satunya kebijakan efisiensi anggaran.

"Pak Prabowo beserta tim sudah memprediksi dan ini juga diantisipasi juga oleh presiden dengan adanya kebijakan efisiensi, sehingga kita mempunyai anggaran yang lebih kuat," ujarnya.

55 Tahun Jualan Jamu, Bu Diyem Wujudkan Impian Naik Haji

Bagi kepala daerah, lanjut Gus Fawait, perang dagang AS ini juga telah terpikirkan, mereka sepakat untuk memperkuat daerah masing-masing, melakukan komunikasi antar kepala daerah, berkolaborasi, dan menggali potensi lokal demi menghindari dampak buruk perang dagang.

"Kami tidak khawatir, kami tidak pesimis, kami masih optimis dan tetap semangat bahwa ekonomi Indonesia akan on the track di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo," tandasnya.

Menurut Gus Fawait, Indonesia telah berpengalaman menghadapi krisis ekonomi, mulai dari krisis ekonomi 1998, krisis ekonomi 2008, bahkan krisis ekonomi saat Covid-19 menghantam Indonesia.

Agenda retret kepala daerah di Magelang, lanjutnya, sangat membantu bagi kepala daerah dalam menjalin komunikasi. Setelah retret itu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan komunikasi lanjutan dengan kepala daerah lain demi membangun ekonomi, salah satunya penguatan ekonomi informal.

"Kami bahkan Jember khususnya, menyiapkan langkah-langkah konkret. walaupun tentu kekuatan kami tidak akan begitu terasa ketika Jember sendiri, kami akan menggaet kabupaten-kabupaten yang lain, kami ingin memperkuat perekonomian sektor informal," ujarnya.

Pemkab Jembet, kata dia, akan memberikan insentif kepada pelaku ekonomi informal. Insentif itu juga akan diberikan kepada pelaku produk ekspor seperti cerutu dan kopi.

"Kami mungkin akan mengambil kebijakan memberikan subsidi atau insentif kepada sektor ini," pungkasnya.