Wagub Emil-Arumi Silaturahmi Kupatan H+7 di Durenan Trenggalek
- Viva Jatim/Madchan Jazuli
"Kalau ketupat dimana mana ketupat sama. Kalau disini digabung ayam lodho dan tewel atau nangka. Sayur nangka pedas-pedas, kuahnya juga tidak terlalu kental," tandasnya.
Sementara, salah satu keturunan Mbah Mesir, Agus Muhammad Al-Haidar menerangkan tahun ini ditiadakan arak-arakan memang murni masyarakat sendiri. Pasalnya, belum ada kesempatan untuk menjalankan tradisi arak-arakan ketupat.
"Arak-arakan baru 10 tahunan tapi tradisi silaturahmi open house tetap berlangsung. Sehingga arak-arakan tidak ada tetap ramai silaturahmi," ulas Gus Muhammad Al-Haidar.
Gus Haidar menerangkan kakek-kakeknya dahulu mengajarkan setidaknya setelah Puasa Ramadan, atau Hari Raya, besoknya puasa Sunnah Syawal meskipun hukumnya Sunnah.
"Cuma mungkin di tempat lain itu tahunya ketupat hanya anjangsana. Tapi kakek-kakek kami mengajarkan setelah puasa ramadan harus tetap puasa Syawal selama 6 hari," ujarnya.
Dirinya mengaku tahun ini yang sudah sowan ada Forkopimda Trenggalek. Karena setiap tahun pasti sowan, terkadang malam harinya atau pagi. Termasuk juga keluarga besar Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri juga bersilaturahmi.
"Kalau keluarga Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri memang rutinan pasti kesini. Sebab Bu Nyai Rodhiyah Jazuli lahirnya di sebelah ndalem pas," tutupnya.