Pengunjung Risih Pantai Gemah Jadi Lautan Sampah

Wisatawan memungut sampah di Pantai Gemah
Sumber :
  • Madchan Jazuli

Tulungagung, VIVA Jatim-Ribuan kubik sampah memenuhi sepanjang Pantai Gemah dan Pantai Bayem. Kesan kumuh itu kontras dengan pemandangan indah di lautan lepas.

DPRD Jatim Desak Pemprov Selesaikan Sengketa 13 Pulau di Trenggalek-Tulungagung

Tampak pengunjung tengah menikmati motor ATV, dan ada yang nekat bermain air laut di tengah sampah yang ikut tergulung ombak. Anak-anak yang masih belum mengerti tetap merasa ceria meski berbahaya.

Salah satu pengunjung pantai adalah Hawin. Pria Trenggalek ini mengajak anak-anak dan sang istri berlibur ke pantai. Ia tidak tahu jika kondisi pantai dipenuhi sampah.

Gaya Hidup Ramah Lingkungan: 10 Langkah Kecil yang Berdampak Besar

"Sedikit banyak mengganggu mas sampah ini biasanya bisa aktivitas di sini pantai. Sekarang kalau ada sampah jadi tidak bisa aktivitas," ujar Hawin kepada VIVA Jatim, Jum'at, 30 Mei 2025.

Pria yang tinggal di Kecamatan Kota ini mengakui sebenarnya Pantai Gemah bagus. Dengan bibir pantai yang luas, termasuk banyak pohon cemara. Namun, karena banyaknya tumpuman sampah membuat arena bermain dan menikmati pantai menjadi terbatas.

Kawan Lama Solution Expo 2025 Ingin Jawab Kebutuhan Industri Manufaktur

"Iya, kita kayak tadi kita harus mengawasi anak-anak, takutnya kena sampah ke tubuhnya itu bahaya," bebernya.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Tulungagung bisa cepat turun tangan. Sehingga Pantai Gemah yang mudah dijangkau dan cukup rekomendasi untuk berlibur bersama keluarga ini tampak bersih kembali.

"Harapannya mungkin dari pemangku kewenangan yang ada disini, Pemda atau Dinas Pariwisata bisa menclearkan. Karena sebelum ini bisa bersih lagi," tandasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi langsung Pengurus Pokdarwis Lejar Misuwur Pantai Gemah, Sudari menerangkan sampah ini terjadi setiap tahun. Biasanya terjadi di bulan tertentu antara Mei sampai Juni.

Jarak antara Bendungan Niama dengan Pantai Gemah hanya beberapa kilometer. Sehingga ketika Bendungan Niama dibuka, sampah kemungkinan akan membludak.

"Ketika banjir terutama di daerah Trenggalek Tulungagung. Akhirnya bendungan diflushing imbasnya sampah ke pantai sekitar, terutama Pantai Gemah, Midodaren dan sekitarnya," kata Sudari.

Pria asal Desa Keboireng ini menjelaskan jika sampah berasal dari pengunjung, seluruh anggota ada jadwal Bersih Jum'at yaitu gotong royong membersihkan pantai.

Akan tetapi, ia menerangkan jika tumpukan sampah sudah tak terkendali maka bukan hanya tanggungjawab pengelola saja. Melainkan beberapa pihak mulai Perhutani dan Pemkab Tulungagung pun semestinya juga bertanggung jawab.

Sudari mengaku dua pihak tersebut belum pernah menyentuh sampah di laut. Padahal sudah ditulis perjanjian kerjasama, tapi faktanya sampah laut yang mengerjakan pengelola dengan coast dikeluarkan sangat besar.

"Kalau sampahnya pengunjung sudah dialokasikan anggaran. Tapi kalau sampah laut sampah dari para pihak sama sekali lagi kesini cari data, laporan dan tidak ada aksi nyata," tururnya.

Pengamatan VIVA Jatim, sampah yang ada kebanyakan berupa kayu yang ikut hanyut dari sungai. Termasuk juga sampah plastik, botol minuman sampai pampers bayi.

Beberapa orang tengah mengais sampah kayu untuk kayu bakar dan bahan membuat arang. Ada juga yang membakar secara manual, tapi tidak maksimal karena sampah masih basah. Api belum bisa membakar sampah tersebut, hanya kepulan asap dari pembakaran sampah itu.