Jauhi Politik Praktis, Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Capres-Cawapres dari NU

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

Jatim – Merujuk pada hasil Muktamar ke-27 di Situbondo Jawa Timur pada 1984 silam, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali mempertegas bahwa tidak ada calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) dari NU. NU tidak ingin melibatkan diri dalam politik praktis

Pergi Haji Dulu dan Sekarang, dari Masa Kapal Layar hingga Pesawat Terbang

“Ya saya tegaskan bahwa tidak boleh diatur, kalau ada, dalam bahasa saya ndak ada calon presiden dan calon wapres, calon bupati, calon gubernur atau calon DPR atas nama NU, itu tidak ada,” kata Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, Rabu, 1 Februari 2023. 

Bahwa bilamana ada sejumlah kader Nahdlatul Ulama yang masuk bursa capres-cawapres, kata Gus Yahya sapaan lekatnya, itu merupakan kredibilitasnya sendiri. Namun tidak atas nama NU. Sehingga dalam menghadapi politik 2024 mendatang, diharapkan masyarakat lebih rasional menyikapinya. 

Menengok Sel Nomor 2 di Lapas Mojokerto, Saksi Bisu Perjuangan KH Hasyim Asy'ari

"Kalau ada orang NU yang jadi calon ini itu, itu adalah atas nama kredibilitasnya sendiri, track recordnya sendiri, kapasitasnya sendiri prestasinya sendiri, bukan atas nama NU. Kita berharap bahwa masyarakat kita bisa menumbuhkan dinamika politik yang lebih rasional di tengah masyarakat ini," katanya.

Diketahui, sejumlah tokoh dari NU, baik struktural maupun kultural, digadang-gadang bakal maju di Pilpres 2024. Tak terkecuali seperti Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Ketum DPP PKB A Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Muhaimin. Termasuk adik Gus Yahya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Gubernur Jatim Dukung Pengusulan KH M Yusuf Hasyim sebagai Pahlawan Nasional

Pada Pemilu 2024, dia mengingatkan tentang adanya kelompok tertentu yang mengkonsolidasikan kekuatan untuk memasukkan paham dan ideologinya yang berseberangan dengan NKRI. Dalam konteks ini, posisi NU dalam pentas politik nasional ialah menjaga agar tidak terjadi politik identitas, demi keutuhan NKRI.

“Kami melihat tanda-tanda bahwa ada kelompok-kelompok yang problematis sangat potensial menimbulkan masalah serius, berkonsolidasi untuk mencari semacam alat untuk menjadikan kekukatan politik mereka, manifes di dalam pertarungan,” ujar Gus Yahya.

Halaman Selanjutnya
img_title