Anggota Komisi B DPRD Jatim Jelaskan Musabab Inti Mahalnya Harga Beras di Pasaran
- A. Thoriq/ Jatim Viva
Selain itu, Dinas Pertanian juga tidak menyediakan anggaran untuk peningkatan produksi padi. Dinas terkait berdalih anggaran dipotong.
“Jadi anggarannya hanya biaya langsung dan biaya tidak langsung. Kemudian hanya gaji pegawai dan operasional saja. Pemerintah juga harus memperhatikan lahan pertanian berkelanjutan. Artinya, boleh saja dijual tapi juga harus digunakan untuk lahan pertanian. Ini yang harus berani diakui oleh dinas kalau setiap tahun produksi padi kita terus mengalami penurunan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Pak Cip menegaskan musabab utama yang menjadi momok mahalnya harga beras yaitu nakalnya kartel beras yang sering mempermainkan ketersediaan pasokan dan harga beras.
“Naik turunnya harga justru ditentukan oleh tengkulak. Tujuan mahalnya harga beras ini agar kran impor beras bisa terbuka. Nah, pemerintah bersama jajaran seharusnya berani menindak oknum-oknum yang melakukan permainan rentenir ini,” pungkasnya.