Tenaga Ahli Pencegahan Terorisme: Wahabi Produk Politik Arab Saudi

Islah Bahrawi, Tenaga Ahli Pencegahan Terorisme Densus 88
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

Lantas apakah penganut aliran Wahabi ini berani memprotes ke Raja Muhammad Bin Salman, menurut Gus Islah, tentu saja tidak. Karena mereka khawatir aliran dana yang sangat besar itu akan diputus. Sehingga apapun yang berkaitan dengan Gerakan Wahabisme Internasional, tak terkecuali di Indonesia, ada unsur materi atau uang di dalamnya. 

Drama Kolosal Resolusi Jihad NU bakal Meriahkan Hari Santri 2024 di Tugu Pahlawan

“[kepentingan] uang semua. Uang semua. Saya selalu menegaskan di media sosial bahwa Gerakan Wahabisme Internasional ini didukung kuat oleh aliran dana yang besar. Senilai 50 juta US Dolar per tahun. Bahkan mereka ini, kalau ada Muallaf, mereka datangi dan mereka tawarkan uang. Saya bertanggungjawab dengan data ini, silahkan kalau mau dilaporkan ke Polisi. Kita buka-bukaan di sana,” tegasnya. 

Ia pun tak henti mengingatkan akan bahaya aliran Wahabi. Keberadaanya seringkali membuat stabilitas kehidupan sosial terganggu. Peristiwa bom yang terjadi dimana-mana ada unsur Wahabi di dalamnya. Saling mengkafir-kafirkan hingga memicu pertikaian antar sesama terjadi karena ulah Wahabi.

Hari Santri 2024, Momen Penting Mengenang Fatwa Resolusi Jihad NU

“Kekuatan mereka ini uang. Dan uang itu yang kemudian digulirkan untuk membangun ideology-ideologi untuk melawan negara ini dan mengkafir-kafirkan kita semua. Saya tidak sedang menjelek-jelekkan aliran lain. Tetapi tolong jangan mengkafir-kafirkan sehingga memicu pertikaian dan kebencian. Ini masalahnya,” tegasnya. 

Untuk itu, Ia meminta agar masyarakat senantiasa meneguhkan diri dalam hal berbangsa dan bernegara. Salah satu organisasi sosial keagamaan yang selalu menanamkan kecintaan kepada tanah airnya adalah Nahdlatul Ulama (NU). Sebab sejak awal berdirinya hingga saat ini, NU tidak pernah mengkhianati bangsa dan negaranya sendiri. 

4 Menteri Kader NU Mendatangi Kantor PBNU, Meminta Restu dan Doa

“NU ini adalah satu lembaga penting di Indonesia. Kalau NU tumbang, Indonesia tumbang. Ini benar. Kenapa? Karena NU tidak pernah mengajarkan kebencian-kebencian terhadap yang berbeda. Terpenting jangan sampai mengganggu hak orang lain,” pungkasnya.