Emil Dardak Sebut Tradisi Kupatan sebagai Pondasi Kebersamaan

Emil Dardak bertandang ke Durenan Trenggalek Tradisi Kupatan
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

JatimTradisi Kupatan di Kabupaten Trenggalek menyita perhatian Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Dirinya mengungkapkan bahwa tradisi baik tersebut sebagai awal kebersamaan antar sesama, baik saudara maupun kolega.

HUT ke-44 Dekranasda, Novita Ajak UMKM Lestarikan Budaya Nusantara

Wagub Jatim ini melawat ke Bumi Menak Sopal ditemani sang istri, Arumi Bachsin. Selepas bersilaturrahmi hangat dengan keluarga, warga sekitar rumah kakek, dan tukang becak, lantas keliling ke Kecamatan Durenan. Salah satunya ke Pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum, KH Abdul Fattah Mu'in generasi ketiga penggagas Tradisi Kupatan.

"Saya pikir ini (Tradisi Kupatan) merupakan anugerah. Karena ini menjadi sebuah pondasi kebersamaan dengan baik, mudah-mudahan kultur ini terus dilestarikan," beber Emil Dardak selepas sowan ke ndalem Kiai Fattah, Sabtu 29 April 2023.

Ngaku Bisa Loloskan Korban Jadi PNS di Lapas, Pria Ini Malah Masuk Penjara

Emil merasa senang bisa berjumpa Kiai Fattah dalam keadaan sehat. Lantaran menurut Emil, beliau ini merupakan sosok yang dituakan dari keluarga besar dzurriyah KH Abdul Masyir atau kerap disapa Mbah Mesir.

Pria alumnus Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University ini

Kabar Terkini Kasus Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Cabuli Santriwati

Ini menilai tradisi kupatan luar biasa. Namun, ia belum berkesempatan kesini dalam beberapa tahun terakhir. Sebab selalu bentrok agenda kedinasan.

"Hari ini kami niati betul bersilaturrahmi memang. Alhamdulillah diterima, kepanggih (bertemu) dan mendapat nasehat yang luar biasa," terangnya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Demokrat Jawa Timur ini mengungkapkan mendapat informasi sejak tahun ini diadakan pawai budaya malam. Terlebih, didukung oleh Bupati Trenggalek, Moch Arifin, sehingga Emil berharap kedepan semakin meningkatkan semarak dari peringatan yang sangat baik ini.

"Terus terang saya ingatnya kupatan ya di Trenggalek, karena saya lama disini sebelumnya. Memang ada tradisi mirip-mirip di berbagai wilayah mungkin dengan sejarahnya masing-masing," imbuhnya.

Disinggung menariknya di Trenggalek, Emil mengungkapkan tidak akan bisa melupakan daerah yang menjadi bagian dari keluarga besarnya. Sehingga, ia menyempatkan diri bersama keluarga kecil untuk bertandang ke Trenggalek.

"Trenggalek yang menarik itu ada tokoh-tokoh. Istilahnya daftar wajib harus kita datangi, salah satunya bapak saya," tandasnya.

Sementara dilokasi yang sama, Pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum, KH Abdul Fattah Mu'in menerangkan, perbedaan dengan daerah lain, jika kupatan di Durenan masyarakat berkunjung tujuannya silaturrahmi. Sedangkan di daerah lain karena hiburan, mana kala tidak ada hiburan tidak datang ke lokasi tersebut.

Kiai Fattah menambahkan, bahkan kupatan di daerah lain hanya ada yang mencari Piagam Rekor Muri. Namun Tradisi Kupatan Durenan tidak, apapun keadaannya tiap tahun tujuan bertandang dari rumah untuk silaturrahmi. 

"Istilahnya sowan kiai yang tidak bisa diikuti, banyak sebenarnya, tapi kalau tidak dipuasai sebelumnya ya kurang nikmat. Karena orang sini umumnya puasa, jadi sebelum ketupat itu. Ketupat itu ngriyayani istilahnya puasa 6 hari," tutup Kiai Fattah.