Guru SD Respon Polemik Kebijakan Wisuda, Dianggap Membebani Orang Tua Siswa

Ilustrasi prosesi wisuda di setiap perguruan tinggi
Sumber :
  • Viva

Surabaya, Viva Jatim – Seorang guru SDN Mampang 12, Nurfadilah (30) memberikan komentar terhadap polemik yang ada di lingkungan pendidikan tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) terkait wisuda

Jelang Tahun Ajaran 2025/2026, Eri Cahyadi Ingatkan Larangan Rekreasi dan Wisuda Sekolah di Surabaya

Dila, panggilan akrabnya, mengatakan acara wisuda tidak wajib bagi TK, SD, SMP dan SMA. Lembaga sekolah harus melibatkan orang tua murid apabila ingin menyelenggarakannya.

“Bagaimanapun orang tua murid harus dilibatkan,” ujar Dila itu dikutip dari VIVA, Jumat, 16 Juni 2023. 

Ada Indonesia! 7 Negara Ini Habiskan Lebih dari 4 Jam Sehari di Media Sosial

Dila menyebut, dikhawatirkan akan banyak orang tua murid yang merasa terbebani dalam segi biaya jika pihak sekolah hanya mengambil keputusan sepihak. Seperti yang saat ini ramai di media sosial.

“Pihak sekolah enggak bisa langsung tiba-tiba mengadakan wisuda tanpa sepengetahuan orang tua murid, kalau seperti itu, khawatir banyak yang keberatan, karena di sekolah itu tidak semua orang tua murid mampu,” imbuhnya

Kronologi Arca Durga Dibawa Eks Kapolres Trenggalek ke Bogor

Lebih lanjut, untuk mencegah terjadinya gesekan, Dila menyarankan pihak sekolah untuk meminta masukan dari orang tua murid melalui voting. Suara terbanyak yang dipilih oleh orang tua, maka itu adalah keputusan sekolah. 

“Di sekolah kami setiap mau mengadakan kegiatan wisuda atau perpisahan selalu orang tua murid dilibatkan, mereka diminta voting. Setuju atau tidak,” ungkapnya 

Adapun pengambilan voting ini, kada Dila, dilakukan jauh sebelum acara tersebut diselenggarakan, sehingga orang tua murid tidak terbebani dalam persoalan biaya. 

Selain itu, Dila juga mengungkap SDN Pela Mampang 12 sejak lama telah meminta komite sekolah untuk membuka tabungan siswa. Tabungan ini diberlakukan sejak siswa masuk ke sekolah tersebut. 

“Biasanya kita gunakan tabungan untuk menjenguk kalau ada siswa yang sakit, membeli perlengkapan kelas, kegiatan study tour hingga wisuda atau perpisahan. Setidaknya tabungan ini sedikit membantu agar orang tua gak mengeluakan uang terlalu banak saat ada kegiatan,” ujar Dila.

Sebelumnya diberitakan wisuda kelulusan dalam jenjang pendidikan TK, SD, SMP hingga SMA tengah jadi sorotan masyarakat, khususnya para orang tua murid belakangan ini. 

Sejumlah argumen yang muncul menyebutkan bahwa wisuda hanya untuk perguruan tinggi, jika hal ini dilakukan mulai dari jenjang TK sampai SMA maka dikhawatirkan wisuda menjadi kehilangan makna.

Bukan cuma itu, penolakan wisuda untuk anak TK hingga SMA ini juga dinilai pemborosan dan sangat membebani para orang tua murid, pasalnya mereka harus mengeluarkan uang tidak sedikit demi terselenggaranya acara tersebut. 

Bahkan, tak sedikit para orang tua yang mengeluhkan hal ini langsung kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim melalui akun Instagram resminya. 

Mereka mendorong Nadiem selaku pemegang keputusan di dunia pendidikan Tanah Air untuk melarang penyelenggaraan wisuda di sekolah TK hingga SMA.

Artikel ini telah tayang di viva.co.id berjudul "Respons Guru SD Soal Wisuda yang Dianggap Membebani Orang Tua Siswahttps://www.viva.co.id/edukasi/1609954-respons-guru-sd-soal-wisuda-yang-dianggap-membebani-orang-tua-siswa?page=3