Impian Aji Santoso Usai Tragedi Kanjuruhan: Bonek-Aremania Bersahabat

Ribuan Bonek berdoa untuk korban Tragedi Kanjuruhan.
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Jatim – Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso berharap Tragedi Kanjuruhan bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak, termasuk Persebaya Surabaya dan suporter, Bonek-Bonita, dan Arema FC bersama pecintanya, Aremania-Aremanita. Dari kejadian itu, diharapkan Bonek dan Aremania ke depan bisa rukun dan bersahabat.

Aji Santoso Ditunjuk Kembali Sebagai Pelatih Persela Lamongan

Bukan tidak mungkin harapan Aji Santoso dan semua pihak itu terwujud. Sinyal perdamaian itu bisa dilihat dari aksi simpati lewat doa bersama yang dilakukan ribuan Bonek dan Bonita untuk korban Tragedi Kanjuruhan selama dua malam berturut-turut di Tugu Pahlawan dan Balai Kota Surabaya. Bonek dan Bonita juga mengirim karangan bunga belasungkawa ke Malang.

“Mudah-mudah ini bisa menjadi titik balik merukunkan semua suporter di Indonesia. Betapa indahnya kalau kedua suporter dari Persebaya dan Arema itu bersatu,” kata Aji Santoso dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Oktober 2022.

Bonek Minta Evaluasi Tim Usai Persebaya Ditahan Imbang Persita, Ini Kata Paul Munster

Kampten Tim Persebaya Muhammad Alwi juga berharap sama. Dia ingin Tragedi Kanjuruhan adalah peristiwa memilukan terakhir terjadi di dunia sepak bola Indonesia, khususnya di kalangan Persebaya dan Arema FC. “Semoga nanti kedua suporter ke depannya juga bisa nonton bola bareng,” ujarnya.

Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.

Persebaya Tanpa Catur dan Ardi Lawan Borneo FC, Ini Kata Paul Munster

Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga kini, sedikitnya 131 orang meninggal dunia.