Sambut 1 Syuro, Tradisi Semaan Al-Qur'an dengan Ratusan Huffadz Digandrungi Warga Trengggalek
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Ayah dua anak ini menambahkan, sedari usai Salat Subuh para hufadz berkumpul di satu titik di Rumah H Mawardi. Kemudian dari masing-masing mushola masjid, itu menjemput hufadz ke masjid mushola masing-masing.
"Teknis membaca dimana mana ada speaker dan soundsystem yang menggema dengan bacaan Al-Qur'an seperti orang punya hajatan. Ini menjadi syiar yang luar biasa," paparnya.
Sementara untuk masyarakat sekitar masjid atau mushola, hampir 80 persen ikut menyimak bacaan Al-Qur'an. Meski tidak istiqamah seluruhnya menyimak, namun tidak pernah sepi dari masyarakat sekitar.
Mujtahid mengaku, biasanya masyarakat di Desa Senden saat 1 Suro lebih memilih untuk berdiam diri rumah, atau tidak kerja berat. Sehingga kesempatan ini digunakan untuk kegiatan semaan Al-Qur'an.
Bagi Masjid dan Musala yang jemaah masyarakat tidak terlalu banyak, warga yang ikut menyimak biasanya di datangi dari luar lingkungan. Serta beberapa mushola didatangi oleh anak-anak dari siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Senden.
Usai pembacaan Al-Qur'an khatam pukul 15.00 ditutup dengan Doa Khotmil Qur'an dengan ada Masakan Ayam Lodho atau Ambengan (kenduri, ayam dimasak utuh) di masing-masing masjid dan mushola.
Mujtahid menambahkan, sejak pagi sampai khatam tidak sepi dari berbagai makanan-makanan untuk hufadz dan masyarakat yang menyimak. Ia juga mengaku, sebelum dimulai pembacaan Al-Qur'an, masyatakat berbondong-bondong mengirim nama leluhur untuk dibacakan hadiah Surat Al-Fatihah.