Masuk Musim Kemarau, Petani di Tulungagung Keluhkan Pengairan hingga Habiskan 4 Liter Solar Sehari
- Madchan Jazuli/ Viva Jatim
Selain itu, menurutnya sungai besar tak jauh dari area persawahan pun belum bisa memenuhi pengairan jika kondisi musim kemarau. Ketika plesengan bagus, tidak rusak, air dengan mudah mengalir tanpa ada kebocoran.
"Plesengan sungai kecil hemat saya harus diperbaiki, sebab air akan merembes ke kanan-kiri sepanjang sungai," ulasnya.
Pria asli Ponorogo yang sudah lama menetap di Desa Dukuh ini mengaku, untuk hasil panen di musim padi pertama bisa lebih dari 3,5 ton dengan luas lahan 650 ru. Untuk panenan kedua, bisa menyusut dan panen ketiga diprakirakan akan lebih menyusut.
"Jika terus begini, ya tetap terus (mendiesel) sampai panen. Kalau tidak ada air sampai panen, sudah dipastikan panen tidak normal," jelasnya.
Pantauan VIVA Jatim, kondisi areal persawahan yang berada di Selatan SMPN 2 Gondang masuk Desa Dukuh ini kekurangan air. Kondisi sawah sudah nampak seperti bongkahan alias tanah kering. Sumarwan setiap pagi mengairi dengan bantuan diesel.
Saat pewarta mencoba memintai keterangan, ia tengah menyiangi padi dengan tangan. Sembari duduk jongkok di lahan persawahan dan sama sekali tidak terjerembab ke tanah lantaran sudah mengering.