Tragedi Kanjuruhan Bikin Sinta Nuriyah Sedih: Pelajaran bagi Semua
- Dokumen Gusdurian
Jatim – Sinta Nuriyah ikut sedih dan berduka dengan terjadinya Tragedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu, 1 Oktober 2022, lalu yang menelan korban meninggal 132 orang. Menurut istri dari KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu, tragedi kemanusiaan itu bisa menjadi pelajaran bagi semua dan menjadi bahan evaluasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Hal itu disampaikan Sinta di Gedung Negara Grahadi Surabaya dalam acara perjamuan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, sebelum menghadiri acara Tunas Muda Gusdurian di Asrama Haji Surabaya, Sabtu kemarin. Acara yang berlangsung tiga hari itu dihadiri ribuan pecinta Gus Dur, baik hadir secara online maupun offline.
“Saya sampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas peristiwa di Kanjuruhan Malang. Suatu tragedi yang sangat luar biasa. Betul-betul tidak manusiawi,” ungkap Sinta Nuriyah sebagaimana keterangan tertulis diterima Viva Jatim pada Minggu, 16 Oktober 2022.
Menurut Sinta, Tragedi Kanjuruhan harus jadi bahan pelajaran dan evaluasi menyeluruh bagi seluruh pihak yang berkecimpung di dunia sepak bola di Indonesia. “Pelajaran buat penyelenggara dan orang-orang yang bertanggung jawab terutama di sepak bola dan seluruh kelompok olah raga lainnya,” tegasnya.
Sinta Nuriyah berharap agar sepak bola Indonesia ke depan lebih baik dan tidak terjadi lagi kejadian seperti tragedi Kanjuruhan Malang. “Semoga bisa dilakukan (evaluasi) lebih baik lagi dan tidak sampai membawa korban nyawa,” tutup Sinta.
Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.