Kaesang Jadi Ketum PSI, Pengamat: Pelembagaan Demokrasi yang Buruk
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim – Terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI yang baru saja diputuskan, justru memberikan contoh buruk bagi proses pelembagaan demokrasi. Demikian disampaikan pengamat politik Unair, Airlangga Pribadi.
Airlangga menilai, PSI justru melemahkan citra yang selama ini dibangun sebagai partai yang memiliki ciri demokrasi. Sebab, suatu partai demokratik modern, harus dibangun melalui proses pelembagaan politik yang tertata.
"Proses penentuan pejabat partai, apalagi proses suksesi maupun pemilihan kepemimpinan dilakukan melalui prosedur demokratik yang berlangsung, baik melalui kongres maupun ui yang melibatkan kesepakatan dari seluruh partai, tentu dengan proses penjenjangan yang tertata," ungkap Airlangga.
Terpilihnya seseorang yang baru masuk menjadi bagian dari partai tidak lebih dari satu bulan, kata Airlangga, seolah memperlihatkan adanya problem besar dalam kelembagaan internal PSI, dan justru bertolak belakang dengan semangat pelembagaan partai yang demokratis.
Sama halnya dengan terpilihnya Kaesang yang notabene baru bergabung ke dalam PSI, masih kata Airlangga, menunjukkan PSI tidak menggunakan proses tata kelembagaan yang ajek dan reguler untuk memilih pemimpin.
Pemilihan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI yang berlangsung secara cepat, juga menunjukkan tidak terujinya proses meritokratik maupun penggemblengan terhadap Kaesang sebagai bagian dari dialektika.
"Sebagai politisi yang berproses dalam partai politik, sudah seharusnya menjadi bagian dari budaya politik, apabila PSI mengaku sebagai partai bercorak demokrasi lho ya," kata Airlangga.