Desa Devisa Jatim Terbanyak Nasional, Jadi Pendongkrak Ekonomi Indonesia
- Nur Faishal/Viva Jatim
"Alhamdulillah saat ini telah terbentuk total 149 (seratus empat puluh sembilan) Desa Devisa dan 8 (delapan) Desa Pendulum Devisa di Jawa Timur ini sangat membanggakan. Dan semoga bisa terus mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional," tegasnya.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah menegaskan bahwa potensi Desa Devisa Jatim untuk terus mengembangkan potensi produk ekspor melalui basis kemasyarakatan atau _communal branding_ sangat besar. Bahkan ia sendiri sudah _blusukan_ ke sejumlah lokasi desa devisa di Jatim dan melihat geliatnya yang sangat besar.
"Saya termasuk yang blusukan untuk mencari Desa Devisa, jumlahnya di Jatim ini yang terbanyak di Indonesia dan blusukan ini membuahkan hasil, dari ketekunan luar biasa sampailah kita menemukan testimoni dari Desa Devisa yang menunjukkan bahwa ekspor itu mudah," ungkapnya.
Bukan hanya itu, Gubernur Khofifah juga berharap Desa Devisa ini bisa menjadi objek wisata yang mempererat semangat Bhinneka Tunggal Ika melalui kecintaan terhadap kearifan lokal.
"Kalau kekayaan ini kita rawat maka ini menjadi perekat bangsa, kearifan yang dimiliki bangsa dan membangun kebersamaan adalah sesuatu yang dibutuhkan hari ini dan di kemudian hari," tuturnya.
Dicontohkan, Batik Gedog asal Tuban yang merupakan Batik tertua di Indonesia dan dibuat dari 100% katun asli yang mereka tanam. Menurutnya motif batik ini penuh filosofi dan tidak bisa hanya dipakai, melainkan juga harus dipamerkan.
Dengan tumbuhnya desa devisa dan desa pendulum devisa di Jatim, Gubernur Khofifah optimis kinerja ekspor Jatim akan terus tumbuh dari tahun ke tahun. Terutama karena Jatim berkontribusi signifikan terhadap kinerja ekspor nasional dengan jumlah 8,43 persen pada Januari - September 2023.