Warung Milik Pemkab Mojokerto Ini Diklaim Dapat Kendalikan Inflasi Saat Kebutuhan Pokok Naik

Bupati Ikfina saat berada di Warung Pengendalian Inflasi dan Penggunaan Produk Dalam Negeri.
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Mojokerto, VIVA Jatim –Bukan sembarang warung. Selain bikin bahagia emak-emak, warung di Kabupaten Mojokerto ini bisa mengendalikan inflasi. Hah, kok bisa?

Puluhan Booth UMKM Ramaikan Pameran FEEF 2024

Namanya adalah Wulandari, singkatan dari Warung Pengendalian Inflasi dan Penggunaan Produk Dalam Negeri. Menyediakan berbagai bahan pokok dengan harga yang terjangkau. Warung ini diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto.

Wulandari perdana dibuka di Pasar Raya Mojosari, Kecamatan Mojosari mulai Sabtu, 16 Desember 2023. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati hadir secara langsung untuk meresmikannya. 

Kadin Jatim akan Tingkatkan SDM UMKM agar Bersaing di Pasar Digital

Tak sendiri, Bupati Ikfina didampingi Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Iwan Abdillah dan Kepala Pimpinan Cabang BULOG Surabaya Selatan, Rusli serta Kepala BPS Kabupaten Mojokerto Dwi Yehnny.

Bupati Ikfina menyampaikan, hadirnya Wulandari  ini sebagai upaya pengendalian inflasi dan penggunaan produk dalam negeri. Bukan tanpa alasan Pasar Raya Mojosari ditunjuk sebagai tempat pembukaan Wulandari pertama. Hal itu disebabkan, selama ini Pasar Raya Mojosari menjadi tempat pemantauan harga baik pemerintah provinsi maupun pusat. 

Luluk Nur Hamidah Soroti Masalah Besar Jatim di Hadapan Khofifah pada Debat Cagub 2024

"Jadi wulandari ini akan menyediakan barang barang khususnya terkait dengan inflasi adalah volatile foods, utamanya barang-barang yang kita kerjasamakan dengan Bulog. Dalam hal ini adalah komoditi beras, dengan harapan dapat dijual dibawah harga pasar yang ada di Mojsari," katanya kepada wartawan usai meresmikan Wulandari, Sabtu, 16 Desember 2023.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati melaunching Wulandari di Pasar Raya Mojosari.

Photo :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Selain beras, Wulandari menyediakan minyak dan gula serta produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dibawah binaan Disperindag dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto. Bupati Ikfina berharap, produk-produk UMKM Kabupaten Mojokerto  cepat dikenal masyarakat luas. 

"Ini upaya kita memasarkan produk-produk dalam negeri di Kabupaten Mojokerto di Wulandari. Supaya masyarat lebih mengenal produk dalam negeri, khususnya kabupaten Mojokerto," ungkapnya. 

Tak dapat dipungkiri. Selama ini terjadi gejolak harga kebutuhan pokok di pasaran. Oleh karena itu, Wulandari juga sebagai langkah pemerintah mengintervensi harga kebutuhan pokok di pasar. Bahkan, mempermudah masyarakat mencari kebutuhan pokok yang kerap kali terjadi kelangkaan. Namun, Wulandari disediakan bukan untuk keperluaan para perdagang. 

"ini adalah titik dimana kita bisa mengintervensi harga barang-barang di pasar. Ini toko kita barang dari kita, harga dari kita. Kita ingin memberikan sistem kesediaan barang kepada konsumen, biar masyarakat merasa marem (puas).  Ada pembatasan (pembelian) karena tidak untuk dijual kembali," tutup Bupati Ikfina. 

Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Iwan Abdillah menyampaikan, pembukaan Wulandari ini melibatkan Bulog sebagi penyuplai beras dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten untuk pemantaun harga. 

Biasanya, lanjut Iwan, terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok saat menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru). Sehingga, kehadiran Wulandari ini dapat menanggulangi harga bahan pokok yang melambung. Terutama komoditi beras, gula, dan minyak. 

"Untuk saat ini tersedia 2 ton beras. Kita upayakan 2 ton beras per hari. Habis langsung kita kirim," katanya. 

Ia menargetkan, Wulandari hadir di 20 pasar Kabupaten Mojokerto dalam jangka waktu setahun kedepan. Sebelumnya Disperindag Kabupaten Mojokerto juga telah membentuk rumah pangan kita (RPK) di 18 kecamatan sebagai upaya pengendalian inflasi daerah. Dropping beras secara langsung ke para RPK ini dijual dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan badan pangan nasional (Bapanas) nomor 7 tahun 2023 tanggal 30 Maret 2023 lalu sebesar Rp 10.900 per kg untuk jenis IR 64 medium.

Iwan menegaskan, tidak ingin RPK menaikkan harga semaunya. Sehingga, kehadiran Wulandari akan menjadi sarana kontrol harga. 

"Dengan adanya Wilandari yang harganya pas Rp 10.900, mereka pasti mikir-mikir kalau mau menaikkan. Masyarakat pasti berpikir ternyata di Wuandari hargnya lebih murah," tegasnya.