Selama 2023 ada 1.865 Tukik Berhasil Menetas di Mutiara Laut Masaran Trenggalek

Tukik yang berhasil menetas siap dilepasliarkan di Munjungan Trenggalek.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Trenggalek, VIVA Jatim –Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Konservasi Penyu Mutiara Laut Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek beberapa tahun terakhir tergerak untuk menyelamatkan tukik —telur penyu yang menetas berada di pantai.

Maling Gasak Motor Karyawati di Trenggalek saat Korban Lengah Tinggalkan Kunci

Selama 2023 ini, sudah ada puluhan penyu menetas dengan menghasilkan ribuan telur. Yang sebelumnya diambil dan dikonsumsi warga sekitar, kini warga sudah tergerak untuk ditangkarkan, dikonservasi serta dilepasliarkan ke alam bebas laut lepas.

"Di tahun ini ada 22 induk ekor penyu yang berhasil mendarat dan bertelur di Teluk Sumbreng. Sehingga menghasilkan 2.098 butir telur, yang sukses menetas ada 1.865 ekor, serta yang gagal ada sekitar 233 butir telur," ujar Ketua Pokmaswas Konservasi Penyu Mutiara Laut Desa Masaran, Barudin, Selasa, 19 Desember 2023.

Candi Sanggrahan Peninggalan Majapahit di Tulungagung, Cocok Jadi Tempat Edukasi

Barudin mengaku jenis penyu yang ada di Desa Masaran dan Teluk Sumbreng ada 4 jenis. Yaitu Penyu Sisik, Penyu Hijau, Penyu Lekang dan Penyu Pipih. Ia bersama relawan Pokmaswas berkomitmen harus menyelamatkan penyu di Pantai Munjungan agar tidak punah.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan rutin Pokmaswas mulai Bulan Maret sampai November yaitu bernama 'Ayeng' atau berupa penyisiran pantai dengan tujuan mencari adalah telur penyu dan jejak penyu.

Sekda Edy Serahkan SK Pensiun ke 104 PNS di Trenggalek

Tidak untuk diburu, melainkan untuk penyelamatan konservasi. Dalam kegiatan tersebut membutuhkan 6 orang, untuk satu malam kegiatan penyisiran telur penyu tersebut.

"Setelah mendapatkan telur, kita relokasi dibawa ke penangkaran. Kita tanam disitu selama waktu 60 hari," jelasnya.

Ia menambahkan selepas 60 hari menetas. Ada jarak usia satu minggu tukik untuk persiapan sebelum dilepasliarkan ke habitat laut. Untuk makanan sementara, relawan memberikan sayuran berbentuk sawi putih dan sejenisnya selama penampungan.

"Sebelum kita lepaskan kita tampung kita beri makanan tersebut," ujarnya.

Barudin berharap kegiatan ini bisa melangsungkan konservasi penyu. Supaya tidak cepat punah, dan sekaligus sebagai upaya mengedukasi kepada generasi penerus bahwa ada flora fauna yang harus tetap dijaga kelangsungan hidupnya. 

"Dengan adanya konservasi ini kita untuk melestarikan penyu demi anak cucu kita," tutupnya.

Senada, Kepala Desa Masaran, Supandi mengapresiasi dengan mengungkapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah ikut berpartisipasi pembangunan desa melalui pelestarian lingkungan hidup.

Alam dan segala mahluk hidup didalamnya menurut Supandi harus dijaga. Selain memiliki nilai edukasi, juga mampu mendatangkan nilai ekonomi untuk menambah pendapatan masyarakat sekitar jika dikelola dengan baik.

"Semoga kegiatan ini tetap lestari demi anak cucu kita," tandasny