Simak Cara Menghindari Kolesterol Tinggi Saat Liburan Natal dan Tahun Baru
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim –Libur Natal dan akhir tahun seringkali dijadikan momen untuk liburan bareng keluarga. Disela-sela momen liburan itu, berburu kuliner tentu tak pernah dilewatkan.
Aneka makanan manis, pedas bahkan aneka makanan pinggir jalan yang viral seringkali jadi buruan. Nah buat kamu pecinta kuliner, meski menikmati aneka kuliner dan jajanan adalah hal yang menyenangkan, tetap harus menjaga kesehatan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Puri Indah dr. Wirawan Hambali, Sp. P. D mengingatkan, jangan lupa masyrakat yang menjalani liburan tetap menjaga pola makan yang sehat.
"Harus tetap diterapkan ya. Waspadai gangguan kolesterol, sebuah bahaya tersembunyi dalam makanan Anda. Kondisi medis ini sering kali tidak terlihat dan bergejala, akan tetapi bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan Anda," katanya mengingatkan dilansir dari VIVA pada Senin, 25 Desember 2023.
Apa Itu Kolesterol?
Kolesterol kata dr Wirawan adalah lemak yang beredar di dalam tubuh. Di dalam darah, lemak kolesterol ini dibawa oleh protein. Gabungan keduanya disebut dengan lipoprotein. Dalam kadar yang sesuai, kandungan tersebut sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh dalam membantu membangun sel-sel baru, membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna lemak.
Selain itu, senyawa ini juga dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan, produksi hormon, dan membentuk vitamin D. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi, hal tersebut dapat membahayakan tubuh karena akan menyebabkan berbagai penyakit dan komplikasi.
"Kolesterol disebut mengalami gangguan, apabila nilainya berada di luar dari rentang nilai normal yang seharusnya."
Dua jenis utama lipoprotein adalah lipoprotein dengan kepadatan rendah (LDL) atau kolesterol jahat. Disebut jahat, karena peningkatan kadar LDL di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko pembentukan plak dalam pembuluh darah arteri, yang dapat menimbulkan penyempitan aliran darah dan menyebabkan masalah pada jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.
Sedangkan lipoprotein dengan kepadatan tinggi (HDL) atau kolesterol baik berfungsi untuk membantu mengangkut kolesterol(membersihkan/scavenger) dari pembuluh darah arteri untuk kembali ke dalam hati.
Prevalensi gangguan kolesterol di dunia dan Indonesia Gangguan kolesterol adalah masalah kesehatan global yang cukup umum. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kadar kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit pembuluh darah jantung dan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian di dunia.
Di Indonesia prevalensi gangguan kolesterol sendiri juga cukup tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia (RISKESDAS 2018), proporsi penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun yang mengalami gangguan kolesterol adalah sekitar 21,2 persen (Kadar Kolesterol Total 200-239 mg/dL), dan 7,6 persen (Kadar Kolesterol= 240 mg/dL). Ini menunjukkan bahwa banyak orang di Indonesia berisiko terkena penyakit jantung dan stroke akibat gangguan kolesterol.
Kriteria diagnosis gangguan kolesterol
1.Kolesterol total: nilai di atas 200 mg/dL dianggap tinggi
2.Kolesterol LDL: nilai di atas 100 mg/dL dianggap tinggi
3.Kolesterol HDL: nilai di bawah 40 mg/dL pada pria dan 50 mg/dL pada wanita dianggap rendah
4.Trigliserida: nilai di atas 150 mg/dL dianggap tinggi.
Di luar kriteria yang berlaku umum, terdapat juga kriteria yang berlaku spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan, penyakit, serta profil risiko yang Anda miliki. Sebagai contoh berdasarkan panduan dari ESC (European Society of Cardiology) 2019, pasien gangguan kolesterol yang memiliki tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg atau menyandang diabetes melitus lebih dari 10 tahun, dianjurkan untuk mencapai kadar kolesterol LDL di bawah 70 mg/dL.
Berdasarkan panduan yang sama, pasien gangguan kolesterol yang disertai dengan penyakit pembuluh darah aterosklerosis, dianjurkan untuk mencapai kadar kolesterol LDL di bawah 55 mg/dL. Anda yang memiliki kondisi tersebut, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi terkait penyakit pembuluh darah, sehingga diharapkan dapat mencapai kadar kolesterol LDL yang lebih rendah.
Gejala kolesterol
Hati-hati, kadar kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, gejala baru terasa saat kondisi ini mengarah pada pembentukan plak di dalam pembuluh arteri. Plak dapat mempersempit arteri sehingga hanya sedikit darah yang dapat melewatinya.
Pembentukan plak mengubah susunan lapisan arteri. Saat terjadi pengendapan pada dinding arteri, terjadi penurunan aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.
Kadar kolesterol tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke, sampai serangan jantung.
Faktor risiko gangguan kolesterol
"Pola makan yang tidak sehat sering kali dianggap sebagai faktor utama seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Menyambut libur akhir tahun, ada baiknya Anda tetap ‘sadar’ dalam memilih jenis makanan maupun minuman yang akan dikonsumsi," kata dr Wirawan.
dr Wirawan juga mengingatkan, waspadalah terhadap makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh dan gula karena dapat meningkatkan kadar kolesterol. Selain pola makan yang tidak sehat, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami gangguan kolesterol, antara lain:
1. Kurangnya aktivitas fisik: Kehidupan yang kurang aktif/sedentary lifestyle dapat berkontribusi pada munculnya gangguan kolesterol
2. Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan gangguan kolesterol dapat meningkatkan risiko Anda mengalami gangguan kolesterol
3. Faktor usia: Risiko gangguan kolesterol cenderung meningkat seiring bertambahnya usia
4. Merokok: Kebiasaan merokok dapat mengurangi kadar HDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung